KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama
Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya,
yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang “ Sistem Peredaran
Darah Pada Mamalia”.
Makalah ini telah
kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu,
Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya,
oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang system
peredaran darah pada mamalia ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Purwokerto, 25 September 2017
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 3
BAB II ISI........................................................................................................................ 5
F. Dinamika Zat Alir
........................................................................................................11
G. Tekana
Darah ...............................................................................................................14
BAB III PENUTUP......................................................................................................... 18
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam hidupnya, organism memerlukan makanan dan oksigen untuk melangsungkan metabolisme. Proses metabolisme, selain menghasilkan zat-zat yang berguna juga menghasilkan sampah
(zatsisa) yang harus dikeluarkan dari tubuh. Bahan-bahan yang diperlukan tubuh seperti makanan,
oksigen, hasil metabolism dan sisanya diangkut dan diedarkan di dalam tubuh melalui system peredaran darah. Hasil pencernaan makanan dan oksigen diangkut dan diedarkan oleh darah keseluruh jaringan tubuh, sementara sisa-sisa metabolism diangkut oleh darah dari seluruh jaringan tubuh menuju organ-organ pembuangan.
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup(kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme,
dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Istilah medis yang berkaitan dengan darah diawali dengan
kata hemo- atau hemato-
yang
berasal dari bahasa Yunani haima yang berarti darah.
Fungsi utama darah ialah mengangkut oksigen dari paru-paru atau insang ke jaringan tubuh
yang pada hakekatnya bertujuan agar tercapai suatu lingkungan yang sesuai bagi jaringan tubuh. Dalam darah terkandung hemoglobin yang berfungsi sebagai pengikat oksigen. Hemoglobin merupakan protein
pengangkut oksigen paling
efektif dan terdapat pada hewan-hewan bertulang belakang atau vertebrata.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa saja system peredaran darah pada mamalia?
2.
Bagaimana mekanisme sirkulasi darah pada mamalia?
3.
Apa saja bagian-bagian jantung mamalia?
C. Tujuan
1.
Untuk mengetahui macam-macam system
peredaran darah mamalia
2.
Untuk mengetahui mekanisme sirkulasi darah pada mamalia
3.
Untuk mengetahui bagian-bagian dari jantung
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Macam-Macam Sistem Kardiovaskuler
Sistem kardiovaskuler merupakan sistem yang member fasilitas proses pengangkutan berbagai substansi menuju sel-sel tubuh dan sel-sel tubuh.
Sistem ini terdiri dari organ penggerak yang disebut jantung,
dan system saluran yang terdiri dari arteri yang mengalirkan darah dari jantung, dan vena yang mengalirkan darah menuju jantung.
Jantung adalah organ berupa otot, berbentuk kerucut, berongga dan dengan basisnya di atas dan puncaknya di bawah. Berdasarkan lintasannya system
kardiovaskuler dibedakan menjadi :
a.
Peredaran Darah sistematik (systemic circulation)
Peredaran darah ini disebut
juga peredaran darah panjang, karena lintasan aliran darahnya memang panjang, yaitu dimulai dari bilik jantung kiri sampai serambi jantung kanan. Dari kontraksi bilik jantung kiri mengakibatkan darah bergerak atau mengalir ke aorta. Kemudian dari aorta akan mengalir melalui arteri, arteriol dan kapiler dari seluruh jaringan tubuh. Kegunaan system peredaran darah ini untuk membawa oksigen dan zat makanan kesel dan jaringan serta mengalihkan atau mengambil zat ampas dari jaringan. Perdaran darah sistemik dibedakan lagi menjadi dua yaitu, jaringan arteri dan jaringan vena.
b.
Peredaran Darah Paru-Paru (
pulmonary circulation)
Peredaran darah ini disebut
juga peredaran darah pendek, karena lintasan aliran darahnya pendek ,yaitu dimulai dari bilik jantung kanan sampai serambi jantung kiri. Peredaran darah ini, dimulai dengan konteraksi bilik jantung kanan
yang mendorong darah
yang ada padanya ke arteri pulmonaris kemudian mengalir ke kapiler paru-paru dilanjutkan melalui vena pulmonaris menuju ke serambi jantung kiri.
Gambar
system peredaran darah sirkulasi dan peredaran darah paru-paru
B. Struktur Jantunng
Pada mamalia jantung terdiri dari 4 ruang yaitu serambi kiri,
serambi kanan, bilik kiri dan bilik kanan. Antara serambi kanan dan kiri dengan bilik kiri dan bilik kanan terdapat dinding pemisah. Antara serambi kiri dan bilik kiri terdapat katup
yang disebut
kaput kelopakdua (bicuspid). Sedangkan katup
yang memisahkan serambi kanan dan bilik kanan disebut kaput kelopak tiga (tricuspid). Antara bilik kiri dan pembuluh
aorta terdapat katup
semilunar aorta. Sedangkan katup
yang memisahkan bilik kanan dengan pembuluh nadi paru-paru disebut katup semilunar paru-paru. Daun katup kelopak dua katup kelopak tiga pada umumnya dihubungkan oleh benang yang disebut urat korda dengan tonjolan bilik yang disebut otot papilaris.
C. Sifat Fungsional Jantung
1. Iritabilitas
Iritabilitas adalah kemampuan jantung untuk mengadakan tanggapan bila mendapat rangsangan dengan intensitas yang cukup besar.Tanggapan jantung berupa perambatan potensial aksi dan reaksi mekanik.
2. Daya Hantar
Daya hantar jantung adalah kemampuan jantung untuk merambat akan implus
3. Daya Kontraksi
Daya kontraksi jantung adalah kemampuan jantung untuk berkonteraksi.
4. Keotomatisan
Keotomatisan jantung adalah kemampuan jantung untuk berdenyut dengan sendirinya tanpa ada implus
yang datang
dari luar jantung.
5. Mempunyai perioderefrakter lama
Perioderefrakter adalah saat yang menunjukan bahwa jaringan hidup kehilangan sifat iritabilitasnya untuk sementara, jadi pada saat itu jaringan tersebut tidak memberikan tanggapan bila dirangsang.
D. Eksitasi dan Konduksi Jantung
Eksitasi dan konduksi jantung perlu
difahami dulu sifat otot jantung. Otot jantung sebetulnya terdiri dari tiga
macam jaringan yang berbeda antara satu dengan yang lainnya.
·
Jaringan
Nodal
Pada hewan mamalia, jaringan nodal
terdapat di dua daerah didalam jantung yaitu :
·
Nodus
Sinoauricularis (Sinotrial node disingkay SA nodel). Ditemukan oleh Keith dan
Flack pada tahun 1906. Nodus tersebut terletak di dinding atrium kanan
kira-kira di bawah medial dari lubang masuknya vena cava superior ke atrium
kanan. Pada manusia Nodus ini panjangnya 2cm, tebalnya 3 mm. Ciri-ciri: bentuk
seperti gelendong, relative sedikit mengandung myofibril dan mempunyai ukuran
yang lebih ramping dibandingkan dengan otot jantung biasa. Ganglion perifir
dari saraf vagus letaknya sangat berdekatan dengan SA node. SA node
mendapatsuplai saraf baikk dari saraf simpatik maupun saraf parasimpatik. Nodus
sinoauricularis merupakan pacu jantung (pacemaker) dari jantung hewan mamalia
yaitu merupakan tempat yang mula-mula menimbulkan impuls. Irama yang di
timbulkan oleh nodus sinoauricularis disebut irama sinus (Sinus rhythm)
·
Nodus
Atricventricularis (Atrioventricular node di singkat AV Node). Nodus ini
mula-mula dikenal oleh Kent pada tahun 1892 dan baru pada tahun 1906 dijelaskan
secara terperinci oleh Tawara. Nodus terletak di daerah subendokarduim dari
atrium didekat masuknya sinus koronaria.
·
Jaringan
Purkinje
Jaringan purkinje merupakan
jaringan konduksi yang khusus yang terutama berfungsi menghantarkan impuls
dengan relative cepat yang merambat didalam jantung. Jaringan Purkinje ini
hanya terdapat pada hewan mamalia da naves, sedangkan ikan, amphibia dan
reptile tidak mengandung jaringan Purkinje. Jaringan Purkinje dibangun oleh
serabut-serabut yang mempunyai diameter antara 50-70 mikron, banyak mengandung
glikogen dan sedikit mengandung
myofibril. Jaringan ini terdiri dari berkas HIS dengan cabang-cabangnya.
Masing-masing cabang berkas HIS akan berjalan sepanjang permukaan endocardium
daripada septum kearah apex jantung dan membelok keatas dan berjalan sepanjang
permukaan endocardium dari masing-masing ventrikel. Eksistensi dan penyebaran impuls
dalam jantung tergantung dari klas hewan. Pada dua klas hewan, yaitu klas
Amphibia dan Mamalia. Jantung yang
bertindak sebagai pacemaker adalah sinus venosus. Seperti telah dikatahui bahwa
jantung katakterdiri dari sinus Venosus, 2 atrium dan 1 ventrikel. Impuls yang
mula-mula di timbulkan oleh sinus venosus kemudian dirambatkan ke atrium dan
akhirnya dirambatkan ke ventrikel. Impuls tersebut merambat melalui serabut
otot atrium dan serabut otot ventrikel dan tidak merambat melalui system
konduksi yang khusus seperti yang terjadi pada hewan mamalia.
Bila bagian antara sinus venosus
dengan atrium diikat dengan tali (ikatan ini disebut ikatan stannius I), tampak
bahwa sinus venosus akan berdenyut dengan kecepatan yang sama seperti sebelum
diadakan pengikatan. Sedangkan atrium dan ventrikal akan berhenti berdenyut.
Beberapa menit setelah pengikatan yaitu antara 5 sampai 30 menit.
(ikatan stannius II), sinus venous
dan atrium akan berdenyut seperti biasa, tetapi ventrikel tampak berhenti
berdenyut. Kurang lebih satu jam setelah pengikatan, ventrikel akan berdenyut
kembali dengan kecepatan denyut yang lebih rendah dari pada sinus venosus dan
atrium.
Percobaan Stannius ini membuktikan
bahwa eksitasi jantung mula-mula terjadi di sinus venosus dan kemudian menyebar
ke atrium dan ventrikel. Dari percobaan ini dapat pula di tunjukan bahwa dalam
keadaan yang tidak normal setiap bagian dari pada jantung dapat menimbulkan
denyut sendiri.
Pada hewan mamalia eksitasi dan
penyebaran impul terjadi sebagai berikut :
Impuls yang mula-mula ditimbulkan
oleh nodus sinoauricularis kemudian menyebar ke seluruh otot serambi dari
serabut ke serabut. Otot serambu dihubungkan dengan nodus atrioventricularis
oleh serabut transisi. Seperti telah disinggung sebelumnya bahwa daerah yang
mengandung serabut transisi ini disebut AV junction. Serabut transisi
menghantarkan impuls dengan kecepatan yang sangat lambat, sehingga impuls yang
merambat dari serambi ke bilik mengalami perlambatan (delay) selama 1/10 detik.
Perlambatan ini justru menguntungkan Karena memberi kesempatan kepada bilik
untuk menampung lebih banyak
darah.
Menurut hokum starling dinyatakan
bahwa makin banyak daerah yang dapat ditampung di ventrikel kiri, makin banyak
pula darah yang dipancarkan keluar ventrikel kiri, sehingga akhirnya lebih
banyak suplai makanan yang tersedia untuk kebutuhan sel jaringan. Setelah
impuls sampai di nodus atrioventricularis, kemudian merambat sepanjang berkas
HIS dengan cabang-cabangnya dan di teruskan ke serabut otot kedua bilik secara
bersamaan.
E. Persarafan Jantung
Ada 2 macam saraf yang mesarafi
jantung, saraf tersebut adalah saraf vagus yang termasuk parasimpatik dan saraf
simpatik. Kedua-duanya tergolong dalam system saraf otonom (autonomic nervous
system)
Pengaruh saraf vagus terhadap
jantung yaitu:
·
Menurunkan
frekuensi denyut jantung (pengaruh kronotropik negatif).
·
Menurunkan
kuat kontraksi jantung (pengaruh inotropi negated).
·
Melambatkan
perambatan impuls sepanjang system penghantaran jantung (pengaruh dromotropic
negatfi).
Pengaruh saraf simpatik terhadap
jantung, yaitu:
·
Meningkatkan
frekwensi denyut jantung (pengaruh kronotropik positif).
·
Meningkatkan
kuat kontraksi jantung (pengaruh inotropic positif).
·
Mempercepat
perambatan impuls sepanjang system pengantaran jantung (pengaruh dromotropic
positif).
Di daerah medulla oblongata dari
otak terdapat kumpul neuron yang disebut pusat kardioaselerat
(cardioacceleratory center). Dari pusat
ini keluar saraf simpatik yang berjalan kebawah dan keluar dari medulla
spinalis sebagai saraf jantung menuju ke SA node. Bila pusat kardiaselerator
terangsang, impul akan menjalar sepanjang saraf simpatik dan sampai pada SA
node. AKibatnya zat epinefrin akan dilepas oleh ujung saraf simpatik dan
menyebabkan frekwensi denyut jantung meningkat, kuat kontraksi otot jantung
meningkat dan kecepatan penjelaran impuls disepanjang system penghantaran
impuls jantung meningkat.
Di daerah medulla oblongata dari
otak terdapat juga kumpulan neuron yang lain yang dikenal dengan istilah pusat
kardioinhibitor (cardionhibitory center). Dari pusat ini keluar saraf
parasimpatik menuju ke SA node dengan nama saraf vagus (saraf kranial X). Bila
pusat kardionhibitor terangsang, impul akan menjalar sepanjang saraf vagus dan
asetilkholin akan dilepas dari ujung saraf vagus. AKibatnya frekwensi denyut
jantung menurun, kuat kontraksi otot jantung menurun dan kecepatan penjalaran
impuls disepanjang system penghantaran impuls jantung menurun.
Dari uraian diatas dapat
disimpulkan bahwa pengendalian aktivitas jantung merupakan resultante pengaruh
saraf simpatik dan saraf parasimpatik. Bila pengaruh saraf simpatik lebih kuat,
aktivitas jantung akan meningkat, sedangkan bila pengaruh parasimpatik lebih
kuat aktivitas jantung akan menurun.
F. Dinamika Zat Alir
Beberapa
asas dinamika zat alir.
Jumlah darah yang mengalir melalui
jaringan merupakan faktor penting untuk penyediaan zat makanan dan pembuangan
zat ampas. Faktor fisika yang mempengaruhi aliran darah ini sama dengan faktor
fisika yang mempengaruhi aliran cairan yang mengalir sepanjang pipa.
Maka dari itu untuk mengetahui lebih
dalam mengenai sistem peredaran, perlu diketahui dulu berbagai asas dinamika
zat alir (fluid)
Pernapasan berbagai hukum fisika
terhadap darah pada makhluk hidup sangat rumit karena :
1. Darah tidak bersifat seperti air, tetapi merupakan
cairan yang heterogen dan kompleks bersifat agak kental.
2. Pembuluh darah tidak merupakan pipa yang kaku tetapi
bersifat kenyal. Ukran pembuluh darah tergantung dari tekanan darah dan
kontraksi otot polos yang melingkari pembuluh darah.
3. Aliran darah tidak lunak (steady) tetapi pulsatile
Tekanan
cairan
PASCAL (1623-1622) seorang ahli
matematika dan filsafat bangsa Perancis berhasil menciptakan beberapa hokum
cairan dalam keadaan diam (static). Ia mengemukakan betapa pentingnya tekanan
cairan yang ditimbulkan oleh suatu cairan.
Beberapa hokum ini adalah sebagai
berikut :
Tekanan
cairan sama besar ke semua arah.
Tekanan
cairan pada tempat yang terletak pada bidang mendatar sama besar.
Tekanan
cairan akan meningkat pada tempat yang lebih dalam.
Faktor
yang mempengaruhi aliran
Aliran
cairan di dalam pipa tergantung pada tekanan dan tahanan.
Satuan
tahanan tepi (PRU = Peripheral Resistance Unit) atau disebut juga dengan satuan
R (Resistance Unit) kadang-kadang juga digunakan untuk menyatakan satuan
tahanan.
Aliran
dalam satuan pipa kaku selalu sebanding dengan perbedaan tekanan.
a. Persamaan
Poiseuille
Poiseuille menerangkan secara lebih
dalam lagi mengenai berbagai faktor yang menentukan tahanan.
b. Persamaan kesinambungan
Persamaan kesinambungan (
Continuity Equation ) menyatakan bahwa hasil kali kecepatan aliran (cm/detik)
dengan luas penampang melintang pembuluh darah (cm2) adalah konstan di setiap
tempat pembuluh darah.
Luas penampang total adalah
penjumlahan seluruh luas penampang dari pembuluh darah tertentu. Pada aorta
jelas tidak perlu ada penjumlahan karena aorta hanya ada satu tetapi pada
pembuluh darah yang lain seperti misalnya kapiler penjumlahan perlu dilakukan,
karena kapiler yang terdapat didalam sistem peredaran darah jumlahnya tidak
hanya satu tetapi berjuta-juta.
Tahanan
terhadap aliran darah
Tahanan terhadap aliran darah dapat
dipengaruhi oleh :
1. Radius pembuluh darah
Yaitu besarnya tahanan tergantung dari radius pembuluh
darah. Pembuluh darah yang radiusnya kecil akan menimbulkan tahanan besar,
sedangkan yang radiusnya besar akan menimbulkan tahanan yang kecil.
2. Panjang pembuluh darah
Yaitu makin panjang pembuluh, makin besar juga
tahanannya. Dengan kata lain tahanan pembulu berbanding lurus dengan panjang
pembuluh.
3. Viskositas darah
Yaitu bila viskositas cairannya meningkat, tahanannya
juga akan meningkat. Jadi dengan kata lain tahanan berbanding lurus dengan
viskositas cairan.
Faktor utama yang mempengaruhi viskositas darah adalah
jumlah sel darah merah. Semakin banyak jumlahya (hematocrit meningkat)
viskositas darahnya semakin meningkat. Faktor lain yang mempengaruhi
adalah :
1. protein
plasma tetapi pengaruhnya kurang berarti bila dibandingkan dengan sel darah
merah.
2. Suhu
rendah dapat meningkatkan viskositas, tetapi jika suhunya rendah dapat
menurunkan viskositas.
G. Tekanan Darah
Tekanan darah adalah tekanan dari darah terhadap dinding pembuluh darah. Tekanan darah pada suatu tempat pada peredaran darah ditentukan oleh 3 macam faktor,
yaitu :
1.
Jumlah darah yang ada di dalam peredaran yang dapat membesarkan pembuluh darah.
2.
Aktivitas memompa jantung, yaitu mendorong darah sepanjang pembuluh darah.
3.
Tahanan terhadap aliran darah.
Tekanan darah selalu diukur dalam milimeter air raksa (mmHg), karena manometer air raksa merupakan manometer baku yang
dipakai dalam pengukuran tekanan darah dari masa ke masa.
Tekanan darah merupakan gaya
yang dilakukan oleh darah terhadap satuan luas dinding pembuluh darah. Bila dikatakan bahwa tekanan darah di dalam pembuluh darah adalah 50 mmHg, berarti gaya yang timbul dapat mendorong kolom air raksa setinggi 50 mm. Bila tekanannya 100 mmHg, kolom air
raksa dapat didorong setinggi 100 mm. kadang-kadang tekanan darah diukur dalam centimetre air. Tekanan sebesar 10 cm H2O berarti gaya yang timbul dapat mendorong kolom
air 10 cm ( 1 mmHg = 1,36 cmH2O )
Tekanan darah dapat diukur dengan 2 cara :
1.
Cara Langsung
Cara langsung digunakan untuk mengukur tekanan darah pada hewan. Pada hewan percobaan,
tekanan darah pembuluh nadi pada umumnya diukur dengan jalan menyisipkan kanula
yang terbuat dari gelas kepembuluh nadi carotis atau pembuluh nadi femoralis. Kanula ini diisi dengan suatu antikogulan dan dihubungkan dengan pipa karet ke
manometer air raksa yang berbentuk huruf
U. Hasil pencatatan pada kimograf harus dikalikan 2 untuk mendapatkan tekanan darah yang betul.
Karena air raksa sangat lamban (mempunyai kelambanan besar), maka cara ini tidak dapat mencatat tekanan sistol maupun diastole pada hewan dengan frekwensi denyut jantung tinggi. Pada hewan dengan frekwensi denyut jantung tinggi, yang dapat diukur hanyalah tekanan darah rata-rata. Dengan cara langsung ini,
tetapi dengan menggunakan manometer optic atau manometer elektronik, dapatlah diukur baik tekanan sistol maupun tekanan diastol.
2.
Cara
Tidak Langsung
Cara tidak langsung dilakukan untuk mengukur tekanan darah pada manusia.
Riva-Rocci merupakan orang yang pada tahun 1896 untuk pertama kali memperkenalkan manset yang dapat diisi udara. Manset
yang dapat diisi udara ini dilengkapi dengan manometer air raksa dalam tabung lurus dan seluruh unit ini dikenal dengan nama sfigmomanometer atau tensimeter.
Manset itu terdiri dari kantung karet
yang dibungkus lagi dengan kantung lain dari bahan kain yang tidak dapat mengembang. Lebar manset
normal adalah 13 cm.
Pada tahun 1905 Korotkov menemukan cara untuk menentukan tekanan sistol dan diastole atau dasar suara yang timbul. Suara ini dikenal dengan istilah suara Korotkov.
Suara Korotkov timbul karena aliran berolak yang timbul sebagai akibat menyempitnya pembuluh darah oleh tekanan manset.
Suara Koroktov terdiriatas :
1.
Suara pertama merupakan tanda tekanan sistol
2.
Suara lemah
3.
Suara keras
4.
Suara teredam
5.
Suara hilang
Di Inggris, suara teredam merupakan tanda tekanan diastole.
Di Amerika,
suara hilang merupakan tanda tekanan diastole.
Ada 3 cara
yang berlainan pada pengukuran secara tidak langsung yaitu
:
a.
Cara
periksa raba (palpasi).
b.
Cara
eskultasi
c.
Cara
osilasi
a.
Cara
periksa raba (palpasi)
Hanya dapat mengukur tekanan darah sistol sedangkan tekanan darah diastole tidak dapat diukur. Tekanan sistol dapat ditentukan dengan cara memompa manset
yang dibalutkan pada lengan atas sampai denyutna dihilang. Udara di dalam manset kemudian dikeluarkan sedikit demi sedikit sampai denyut nadi terasa untuk pertama kali. Saat denyut nadi terasa merupakan tekanan sistol. Cara ini kurang teliti, pada umumnya hasil 2-5 mmHg lebih rendah dari pada pengukuran secara eskultasi.
b.
Cara
eskultasi (auscultation method)
Cara eskultasi ini dapat mengukur baik tekanan sistol maupun tekanan distol. Prosedur pengukuran tekanan darah ini adalah sebagai berikut :
Mula-mula manset dibalutkan pada lengan atas,
stestoskop kemudian ditempelkan pada lengan atas
(distal dari manset) kurang lebih diatas pembuluh nadi brachialis. Udara kemudian dipompa masuk ke kantung kantung karet dengan memijit-mijit
bulb karet. Tekanan yang
timbul sebagai akibat udara masuk ke dalam kantung karet dapat dilihat dari tingginya kolom air raksa pada manometer. Bila tekanan dikantung karet melebihi tekanan sistol di pembuluh nadi brachialis, pembuluh ini akan mengalami kompresi sehingga kedua dindingnya akan saling bersinggungan (collapse), akibatnya darah tidak dapat mengalir. Suara tidak akan terdengar selama tekanan dikantung karet melebihi tekanan sistol. Udara di dalam kantung karet kemudian dikeluarkan sedikit demi sedikit melalui kelep yang yang terdapat pada bulb karet sampai timbul suara untuk pertama
kali. Pada saat suara pertama
kali terdengar merupakan tekanan sistol. Sementara udara di dalam kantung karet dikeluarkan, suara makin lama makin keras dan kemudian menjadi semakin lemah dan pada akhirnya lenyap. Pada suara lenyap menunjukkan tekanan diastole. Pengukuran tekanan darah dengan cara eskultasi.
c.
Cara
Osilasi
Cara ini hampir sama dengan cara eskultasi. Di sini tidak menggunakan stetoskop, tetapi osilometer. Sehingga penentuan tekanan sistol maupun diastole dapat dilihat dari osilasi jarum pada osilometer. Saat osilasi untuk pertama kali meningkat merupakan tekanan sistol, sedangkan saat osilasi maksimum merupakan tekanan diastol.
Pengaruh gravitasi terhadap tekanan darah.
Tekanan darah yang telah dibicarakan dianggap ada daratan (level) jantung. Di bawah dataran tekanan jantung, pengaruh gravitasi terhadap kolom darah yang menempati pembuluh nadi adalah meningkatkan tekanan darah pembuluh nadi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem kardiovaskuler merupakan sistem
yang member fasilitas proses pengangkutan berbagai substansi menuju sel-sel tubuh dan sel-sel tubuh.
Sistem ini terdiri dari organ penggerak yang disebut jantung,
dan system saluran yang terdiri dari arteri yang mengalirkan darah dari jantung, dan vena yang mengalirkan darah menuju jantung.
Jantung adalah organ berupa otot, berbentuk kerucut, berongga dan dengan basisnya di atas dan puncaknya di bawah.
B. Saran
Kami selaku
penyusun makalah “Peredaran Darah pada Mamalia ” mengharapkan mendapat kritik dan saran yang
membangun atas kekurangan yang terdapat dalam makalah ini. Karena kritik dan
saran anda sangat dibutuhkan untuk dapat memperbaiki makalah ini dan juga
makalah kami selanjutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar