MAKALAH STRUKTUR TUMBUHAN
AKAR
Disusun Oleh :
Imam Darmawan (1301070023)
Mesi alvianti (1601070019)
Nurdiana Ismawati (1601070019)
Anurul Islami (1601070019)
Luvi Novalina (1601070019)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2017
A. Pendahuluan
Akar adalah bagian pangkal tumbuhan pada
batang yang berada dalam tanah dan tumbuh menuju pusat bumi. Ada beberapa
tumbuhan yang mempunyai akar muncul ke permukaan tanah untuk fungsi-fungsi
tertentu karena persediaan oksigen yang terbatas dan aerase yang buruk di dalam
tanah.
Akar
dalam istilah ilmiahnya disebut “Radix”,
merupakan bagian utama dari tumbuhan yang telah memiliki pembuluh. Pada
ujung-ujung akar terdapat meristem apikal yang terus membelah diri dan
berkembang juga terdapat kaliptra (tudung akar) yang berfungsi sebagai pelindung.
Tudung akar berasal dari meristem apikal dan terdiri dari sel-sel parenkim.
Jaringan meristem adalah jaringan muda pada tumbuhan yang aktif membelah
menghasilkan sel-sel baru terdapat pada titik-titik pertumbuhan.
Pembelahan
meristem apikal membentuk daerah pemanjangan atau “zona perpanjangan sel”.
Setelah zona ini terdapat “zona differensiasi sel” dan “zona pendewasaan sel”.
Pada zona differensiasi sel, sel-sel akar berkembang menjadi beberapa sel
permanen, misalnya beberapa sel terdifferensiasi menjadi xilem, floem,
parenkim, dan sklerenkim.
Akar
pertama pada tumbuhan berbiji berkembang dari meristem apeks di ujung akar
embrio dalam biji yang berkecambah. Akar embrio juga dinamakan radikula. Pada
Gymnospermae dan dikotil, akar tersebut berkembang dan membesar menjadi akar
primer dengan cabang yang berukuran lebih kecil. Sistem akar seperti itu
disebut akar tunggang. Pada monokotil, akar primer tidak lama bertahan dalam
kehidupan tanaman dan segera mengering. Dari dekat pangkalnya atau didekatnya
akan muncul akar baru yang disebut akar tambahan atau akar adventif.
Keseluruhan akar adventif seperti itu dinamakan susunan akar serabut.
Panjang
akar dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti porositas tanah, tersedianya air
dan mineral, dan kelembapan tanah. Morfologi akar terdiri dari rambut akar,
batang akar, ujung akar, dan tudung akar.
B. Fungsi dan Sifat Akar
Fungsi Akar :
- Akar
tumbuhan sebagai jangkar untuk menyokong dan memperkokoh berdirinya
tumbuhan di tempat hidupnya.
- Akar
berfungsi sebagai media penyerapan air dan garam-garam mineral (zat unsur
hara) dari dalam tanah
- Dalam
kondisi tertentu akar berfungsi sebagai alat respirasi, misalnya akar pada
tumbuhan mangrove (jenis tanaman
dikotil), yang disebut "pneumatofor"(akar
napas).
- Akar
berfungsi untuk tempat penyimpanan cadangan makanan. Misalnya wortel dan
kentang memiliki akar tunggang yang membesar, berfungsi sebagai tempat
menyimpan makanan.
- Beberapa
jenis akar tumbuhan berfungsi sebagai organ reproduktif vegetatif.
Misalnya pada tumbuhan sukun, dari bagian akar dapat tumbuh tunas yang
akan menjadi individu baru.
- Melekatkan
tumbuhan pada substrat serta menyerap air serta garam-garam tanah dari
substrat itu.
- Membantu
pengangkutan air dan zat nutrisi
- Pada
tanaman tertentu, seperti jenis tumbuhan bakau (Rhizopora sp.) akar berperan untuk pernapasan.
- Alat
perkembangbiakan vegetatif pada tumbuhan tertentu
Sifat Akar :
- Tidak
mempunyai klorofil,
- Tidak
mempunyai nodus (tidak
berbuku-buku) dan internodus (tidak
beruas) serta tidak mendukung daun- daun atau sisik maupun bagian-bagian
lainnya,
- Bentuknya
seringkali meruncing, hingga lebih mudah untuk menembus tanah,
- Tumbuh
terus pada ujungnya, tetapi pertumbuhannya masih kalah jika dibandingkan
dengan batang.
- Merupakan bagian tumbuhan yang
biasanya terdapat di dalam tanah, dengan arah tumbuh ke pusat bumi
(geotrop) atau menuju ke air (hidrotrop), meninggalkan udara dan cahaya.
- Warna tidak hijau, biasanya
keputih-putihan atau kekuning-kuningan.
C. Bagian – Bagian Akar
Bagian – Bagian Akar
- Kaki atau leher akar (collum radicis) yaitu bagian yang
bersambungan langsung dengan batang (gambar a-1)
- Akar literal/ ujung akar ( radix lateralis) yakni
cabang-cabang akar yang dihasilkan oleh akar utama (pokok akar), dan masih
dapat bercabang-cabang lagi. Penamaan masing-masing tingkat percabangan di
lakukan dengan menyebut tarafnya. Jadi percabangan tingkat satu adalah
akar lateral yang dibentuk oleh akar utama. Cabang dari cabang tersebut
termasuk percabangan tingkat dua (gambar b).
- Serabut akar (radix fibrilla) adalah cabang-cabanga akar yang ramping
seperti serabut.
- Rambut akar (pilus radicalis) yakni rambut-rambut di dekat ujung akar, yang
memperluas permukaan akar yang menyerap air dan garam tanah. Rambut akar
senantiasa dibentuk baru di dekat ujung akar, sementara yang lama akan
tanggal.
- Tudung akar (calyptra) yang terdapat di bagian paling ujung, menutupi
meristem apeks akar (gambar a-2).
- Seludang akar (coleorrhiza) terdapat pada embrio sejumlah tumbuhan monokotil.
D. Struktur Umum Anatomi Akar
Pada akar muda bila dilakukan potongan
melintang akan terlihat bagian-bagian dari luar ke dalam.
a.
Epidermis
Terdiri dari satu lapis sel yang tersusun
rapat, dinding sel tipis sehingga mudah di ditembus air. Memiliki rambut-rambut
akar yang merupakan hasil aktifitas sel dari belakang titik tumbuh.
Rambut-rambut akar ini berfungsi memperluas bidang penyerapan.
b.
Korteks
Terdiri dari banyak sel dan tersusun
berlapis-lapis, dinding selnya tipis dan mempunyai banyak ruang antarsel untuk
pertukaran gas. jaringan-jaringan yang terdapat pada korteks antara lain:
parenkim, kolenkim,dan sklerenkim.
c.
Endodermis
Terletak di sebelah dalam korteks. endodermis
berupa 1 lapis sel yang tersususn rapat tanpa ruang antar sel. Dinding selnya
mengalami penebalan gabus. deretan sel-sel endodermis dengan penebalan gabusnya
dinamakan pita kaspari. penebalan gabus ini tidak dapat ditembus air sehingga
air harus masuk ke silinder pusat mellui sel endodermis yang dindingnya tidak
menebal, disebut sel penerus air. Endodermis merupakan pemisah yang jelas
antara korteks dan stele.
d.
Silinder pusat/stele
Terletak di sebelah dalam endodermis. Di
antara stele terdapat berkas pengangkutan (floem dan floem).
-
Persikel/Perikambium
Merupakan lapisan terluar dari stele. Akar
cabang terbentuk dari pertumbuhan persikel ke arah luar.
-
Berkas Pembuluh Angkut/Vasis
Terdiri atas xilem dan floem yang tersusun
bergantian menurut arah jari jari. Pada dikotil di antara xilem dan floem
terdapat jaringan kambium.
-
Empulur
Letaknya paling dalam atau di antara
berkas pembuluh angkut terdiri dari jaringan parenkim.
(a)
(b)
E. Struktur Primer dan Sekunder Akar
Struktur Primer Akar:
Akar
primer adalah akar yang terus tumbuh membesar dan memanjang, akar ini akan
menjadi akar pokok yang menopang. Pada tumbuhan (terutama dikotil) terdapat dua
macam pertumbuhan yaitu
pertumbuhan apikal dan pertumbuhan lateral. Pertumbuhan apikal disebut juga
dengan pertumbuhan primer (ke atas: pucuk dan ke bawah: akar), Pertumbuhan akar primer disebabkan oleh
meristem apikal yang terdapat pada pucuk dan ujung akar. Terjadi sebagai hasil pembelahan sel-sel
jaringan meristem primer. Berlangsung pada embrio, bagian ujung-ujung akar.
Bagian penting embrionya adalah akar embrionik yaitu calon akar.
Daerah pertumbuhan
pada akar berdasar aktivitasnya terbagi menjadi 3 daerah:
a. Daerah pembelahan : Sel-sel di daerah ini aktif membelah (meristematik)
b. Daerah pemanjanga : Berada di belakang daerah pembelahan
c. Daerah diferensiasi : Bagian paling belakang dari daerah pertumbuhan. Sel-sel mengalami diferensiasi membentuk akar yang sebenarnya.
a. Daerah pembelahan : Sel-sel di daerah ini aktif membelah (meristematik)
b. Daerah pemanjanga : Berada di belakang daerah pembelahan
c. Daerah diferensiasi : Bagian paling belakang dari daerah pertumbuhan. Sel-sel mengalami diferensiasi membentuk akar yang sebenarnya.
Bagian – bagian Akar Primer
a. Tudung Akar
a. Tudung Akar
Tudung
akar terdapat di ujung akar dan melindungi promeristem akar serta membantu
penembusan tanah oleh akar, terdiri atas sel hidup yang sering mengandung pati.
Tudung akar berkembang terus menerus. Sel paling luar mati, terpisah dari yang
lain dan hancur, lalu digantikan oleh sel baru yang dibentuk oleh pemula.
b. Epidermis
Sel
epidermis akar berdinding tipis dan biasanya tanpa kutikula. Namun,
kadang-kadang dinding sel paling luar berkutikula. Ciri khas akar adalah adanya
rambut akar yang teradaptasi untuk menyerap airdan garam tanah. Rambut akar
adalah sel epidermis yang memanjang ke luar, tegak lurus permukaan akar, dan
berbentuk tabung.
c. Korteks akar
Pada
umunya korteks terdiri dari sel parenkim. Pada sejumlah besar monokotil yang
tidak melepaskan korteksnya semasa akar masih hidup, banyak sklerenkim
dibentuk. Sel korteks biasanya besar dan bervakuola besar. Plastid didalamnya
menghimpun pati. Lapisan paling dalam berkembang menjadi endodermis dan satu
atau beberapa lapisan korteks paling luar dapat berkembang menjadi eksodermis.
d. Eksodermis
Pada
sejumlah besar tumbuhan, dinding sel pada lapisan sel terluar korteks akan
membentuk gabus, sehingga terjadi jaringan pelindung baru, yakni eksodermis
yang akan menggantikan epidermis. Struktur dan sifat sitokimiawi sel eksodermis
mirip sel endodermis. Dinding primer dilapisi oleh suberin dan lapisan itu
dilapisi lagi oleh selulosa. Lignin juga dapat ditemukan. Sel eksodermis
mengandung protoplas hidup ketika dewasa.
e. Endodermis
Di daerah akar yang digunakan untuk penyerapan, dinding sel endodermis
mengandung selapis suberin di dinding antiklinalnya, yakni pada dinding radial
dan melintang. Rampingnya lapisan itu menyebabkannya diberi nama pita, dan
dibubuhi nama caspary. Pita tersebut merupakan kesatuan antara
lamella tengah dan dinding primer, tempat suberin dan lignin tersimpan. Jika
sel terplasmolisis, maka protoplas melepaskan diri dari dinding, namun tetap
melekat pada pitacaspary.
f. Silinder Pembuluh
Silinder pembuluh terdiri dari jaringan pembuluh dengan satu atau beberapa
lapisan sel di sebelah luarnya, yaitu perisikel. Jika bagian tengah
tidak ditempati jaringan pembuluh, maka bagian itu diisi oleh parenkim empulur
di bagian dalam, perisikel langsung berbatasan dengan protofloem dan
protoxilem. Perisikel dapat mempertahankan sifat meristematiknya di dalamnya
terbentuk akar lateral, felogen, dan sebagian dari cambium pembuluh.
Silinder pusat/stele merupakan bagian
terdalam dari akar. Terdiri dari berbagai macam jaringan :
- Mikoriza
Mikoriza
berasal dari kata Miko (Mykes =
cendawan) dan Riza yang berarti Akar tanaman. Struktur yang terbentuk dari
asosiasi ini tersusun secara beraturan dan memperlihatkan spektrum yang sangat
luas baik dalam hal tanaman inang, jenis cendawan maupun penyebarannya. Nahamara (1993) dalam Subiksa (2002)
mengatakan bahwa mikoriza adalah suatu struktur yang khas yang mencerminkan
adanya interaksi fungsional yang saling menguntungkan antara suatu tumbuhan
tertentu dengan satu atau lebih galur mikobion dalam ruang dan waktu.
Kondisi
lingkungan tanah yang cocok untuk perkecambahan biji juga cocok untuk
perkecambahan spora mikoriza. Demikian pula kindisi edafik yang dapat mendorong
pertumbuhan akar juga sesuai untuk perkembangan hifa. Jamur mikoriza
mempenetrasi epidermis akar melalui tekanan mekanis dan aktivitas enzim, yang
selanjutnya tumbuh menuju korteks. Pertumbuhan hifa secara eksternal terjadi
jika hifa internal tumbuh dari korteks melalui epidermis. Pertumbuhan hifa
secara eksternal tersebut terus berlangsung sampai tidak memungkinnya untuk
terjadi pertumbuhan lagi. Bagi jamur mikoriza, hifa eksternal berfungsi
mendukung fungsi reproduksi
serta untuk transportasi karbon serta hara lainnya kedalam spora, selain
fungsinya untuk menyerap unsur hara dari dalam tanah untuk digunakan oleh
tanaman.
b. Bintil
Akar
Bintil akar merupakan asosiasi akar
diengan bakteri penambat nitrogen utara (Rhizobium)
yang bermanfaat bagi tanaman. Bakteri memasuki akar terutama melalui rambut
akar, dan dengan memperbanyak diri membentuk benang infeksi. Cara yang
dilakukan ialah dengan menyelubungi seludang yang terdiri dari bahan seperti
gum. Benang infeksi sangat cepat dalam menembus akar dan merangsang proliferasi
sel (pembelahan sel secara cepat dan banyak menghasilkan sel) pada lapisan
korteks sebelah dalam. Hasil proliferasi yang menyerupai bakal akar cabang akan
menjadi bintil. Di bagian abaksia, bintil mempertahankan daerah meristematik
sedangkan di daerah adaksial akan terisi bakteri. Di sekeliling jaringan bakteroid terdapat
cabang berkas pembuluh yang berhubungan dengan silinder pembuluh akar, di mana
setiap berkasnya memiliki seludang parenkim dan endodermis. Pada beberapa spesies, sel seludang
digunakan untuk membentuk dinding yang khas bagi sel yang berperan dalam
angkutan jarak dekat, yakni sel transfer. Sifat tersebut menunjukkan adanya
sistem angkut guna pertukaran zat hara di antara bakteri dan tanaman inang.
Struktur Sekunder Akar :
Akar sekunder adalah akar yang tumbuh dari akar lain, atau bisa disebut
akar cabang. Pertumbuhan sekunder bersifat khas bagi akar-akar tumbuhan
dikotil. Pertumbuhan sekunder dijumpai di khas pada akar Gymnospermae dan Dicotyledoneae.
Akar Monocotyledoneae biasanya tidak mengalami pertumbuhan sekunder. Apabila
pertumbuhan sekunder dimulai, pertama timbul cambium di dalam parenkim diantara
jejaring xylem primer dan didalam floem primer. Cambium akan membentuk xylem
sekunder dan floem sekunder keluar. Kemudian, cambium itu diperluas secara
lateral karena diferensiasi inisial cambium didalam perisikel sekeliling ujung
jejaring xylem dan juga mulai membentuk tenunan sekunder. Kemudian cambium
membentuk daerah melingkar didalamnya terdapat xylem sekunder yang secara
menyeluruh menyelubungi xylem primer. Floem primer dan endodermis biasanya
hancur karena tekanan tenunan yang tumbuh didalamnya.
Pada awalnya, kambium
pembuluh berbentuk pita yang jumlahnya tergantung tipe akar. Pada akar diark
terdapat dua pita, pada akar triark terdapat akar tiga pita, dan seterusnya.
Sel perisiklus yang terdapat di luar daerah xilem juga menjadi aktif seperti
kambium. Selanjutnya, kambium melengkapi lingkaran dengan xilem sebagai
pusatnya. Penampang melintang kambium pada perkembangan awal berbentuk oval,
pada akar diark, segi tiga pada akar triark, dan pada akar poliark membentuk
segi banyak. Kambium berbatasan dengan permukaan dalam floem yang berfungsi
membentuk xilem sekunder ke arah dalam dan fleom sekunder ke arah luar. Kambium
menghasilkan xilem dan floem dengan membelah perinkin dan antiklin sehingga
lingkaran akar bertambah besar.
Pembentukan periderm
mengikuti pertumbuhan pembuluh sekunder. Sel perisiklus terus membelah secara
perinkin dan antiklin. Pembelahan perinklin menyebabkan peningkatan jumlah
lapisan perisiklus. Peningkatan ketebalan jaringan pembuluh dan perisiklus
menekan korteks ke arah luar sehingga korteks menjadi pecah. Felogen di luar
perisiklus akan membentuk felem ke arah luar dan feloderm ke arah dalam. Pada
akar tumbuhan menahun (perennial), keaktifan kambium pembuluh dan felogen terus
terjadi sepanjang tahun. Perkembangan akar, seperti halnya pada batang, juga
akan membentuk ritidom. Pada tumbuhan Dikotil menerna, misalnya pada
Medicago sativa, xilem sekunder terdiri atas pembuluh dengan penebalan dinding
menganak tangga dan memata jala. Pembuluh ini juga mengandung serabut dan sel
parenkim. Floem berisi pembuluh dengan sel pengiring, serabut, dan sel
parenklim. Floem di bagian luar hanya berisi serabut dan parenkim; pembuluh
yang tua akan rusak. Floem akan menyatu dengan parenkim di dalam periderm
kecuali apabila terrdapat serabut. Gabus merupakan turunan felogen yang
berfungsi sebagai jaringan pelindung. Pertumbuhan sekunder pada berbagai tumbuhan
Dikotil menerna berbeda.
Pada akar tumbuhan
berkayu, jaringan pembuluh biasanya mempunyai banyak sel dengan dinding
sekunder yang mengandung lignin. Akar Gymnospermae
mempunyai tipe tumbuhan sekunder yang sama dengan akar tumbuhan Dicotyledoneae. Namun, terdapat
perbedaan histologi antara akar dan batang. Pada akar, takaran unsur dengan
dinding sekunder berlignin lebih kecil dibandingkan pada kayu dan kulit kayu,
tetapi proporsi jaringan parenkim lebih besar. Penelitian pada kayu Plantanus menunjukkan bahwa kayu dan
akar secara filogenetik lebih primitif daripada batang.
Bagian-bagian Akar Sekunder
a.
Pembentukan
jaringan pembuluh sekunder oleh kambium
Awal
mula perkembangan kambium pembuluh adalah dengan pembelahan sel prokambium di
antara floem primer dan xilem primer yang belum terdiferensiasi. Kambium berupa
silinder dengan tepi luar yang bergelombang ini mempunyai aktivitas yang
berbeda; di bagian dalam floem, cambium menghasilkan xylem lebih cepat
dibandingkan dengan di tempat lain. Di tempat tersebut, cambium lebih cepat
terdorong ke luar dan akhirnya diperoleh silinder yang bertepi rata. Kambium
akan membentuk sel xylem kea rah dalam dan sel floem ke arah luar, namun pada
umumnya frekuensi pembentukan xylem lebih besar dibandingkan dengan sel floem Hal
itulah yang menyebabakan xylem sekunder lebih tebal dari pada floem sekunder.
b.
Pembentukan periderm oleh felogen.
Pembentukan
periderm mengikuti aktivitas kambium pembuluh dan biasanya mulai dibentuk
pertama kali dalam perisikel.Pada tumbuhan perenial, keaktifan cambium akar
akan diiringi keaktifan peridem dalam waktu yang lama. Periderm yang telah
dibentuk tidak akan bertahan lama karena volume dari sel baru yang ada
disebelah dalam makin besar, dan akhirnya periderm baru dibentuk dibawahnya.
Hal itu dapat belangsung berulang kali hinggadi peroleh ritidom.
D. Perkembangan Akar
Pada embrio,
akar berkembang dari akar embrio atau radikula. Akar itu tumbuh menjadi akar
utama yang juga di sebut akar primer (Radix
primaria) dan bertambah panjang akibat oembelahan dan pemanjangan sel di
belakang apeks akar. Apeks akar di lindungi oleh tudung akar, suatu penutub
yang terdiri dari sel-sel dewasa. Pada titik tumbuh akar, sel di bentik tidak
hanya ke akar belakang untuk menambah panjangnya akar, namun juga kea rah yang
berlawanan untuk mengganti sel-sel tudung akar yang akan aus sewaktu akar
tumbuh menembus tanah. Dekat di beakangnya terdapat bulu-bulu akar
(rambut-rambut akar), yang membantu dalam penyerapan air dan garam-garam dari
dalam tanah serta memperluas permukaan akar yang dapat menyerap bahan-bahan
tersebut. Pada jarak tertentu di belakang meristem apeks akar, akan di bentuk
akar lateral (radix lateralis).
1.
Sistem akar tunggang, jika akar
lembaga terus bertumbuh menjadi akar pokok yang bercabang-cabang menjadi
akar-akar yang lebih kecil. Akar pokok yang berasal dari akar lembaga disebut akar
tunggang (radix primaria). Sistem akar ini biasa
terdapat pada tumbuhan biji belah (Dycotildoneae) dan tumbuhan biji
telanjang (Gymnospermae). Perlu di ingat, sistem akar tunggang hanya
di temukan pada tanaman yang berkembang biak secara generatif (melalui biji).
2.
Sistem akar serabut, dimana jika akar
lembaga dalam perkembangan lanjutannya mati atau kemudian pertumbuhannya
disusul oleh sejumlah akar yang kurang lebih sama besar dan semuanya keluar
dari pangkal batang. Karena bentuknya seperti serabut maka akar ini di sebut
akar serabut (radix primaria).
E. Akar dengan
Fungsi Khusus
Pada umumnya
akar tumbuh di dalam tanah dan menuju ke pusat bumi. Dalam kondisi tertentu sebagai
bentuk adaptasinya terhadap lingkungan beberapa jeis tumbuhan memiliki
akar-akar yang mempunyai sifat dan tugas khusus antara lain:
1. Akar udara (Radix aereus)
Akar udara juga
disebut akar gantung yang keluar dari bagian-bagian dari atas tanah. biasanya
menggantung ke udara dan tumbuh di atas tanah bergantung pada tingginya tempat
permukaan keluarnya akar gantung dapat mencapai panjang sampai 30 m. Selama
masih menggantung akar ini hanya dapat menolong menyerap air dan zat gas dari
udara dan sering kali mempunyai jaringan khusus untuk menimbun udara dan air
setelah mencapai tanah.
Apabila telah
menembus tanah akar udara akan bersifat
seperti akar biasa yang menyerap air dan
zat makanan dari tanah bagian yang ada di atas tanah seringkali berubah menjadi
batang akar gantung dapat ditemukan pada anggrek kalajengking (Arachnis flos-aeris) dan beringin (Ficus benjamina).
2.
Akar Penggerek (Haustorium)
Akar penggerek
disebut juga akar pengisap. Akar ini merupakan akar-akar yang terdapat pada
tumbuhan yang hidup sebagai parasit. Akar ini berfungsi untuk menyerap air atau
makanan dari inangnya. Akar penggerek dapat ditemukan pada benalu (Loranthus), yang berupa akar penggerek
yang menembus kulit batang inangnya sampai kebagian kayu.
3. Akar Pelekat (Radix adligans)
Merupakan
akar-akar yang keluar dari buku-buku batang tumbuhan memanjat. Akar pelekat
berfungsi untuk menempel pada penunjangnya saja, misalnya pada lada (Piper nigrum), sirih (Piper betle), dan arisema (Arisaema sp.)
4. Akar Pembelit (Cirrhus radicalis)
Akar pembelit
berfungsi untuk memanjat, tetapi tanpa memeluk penunjangnya. Contoh akar
pembelit dapat ditemukan pada vanili (Vanilla
planifolia).
5. Akar Napas (Pneumatophora)
Struktur ini
memiliki cabang-cabang akar yang tumbuh tegak lurus ke atas hingga muncul dari
permukaan tanah air tempat tumbuhnya tumbuhan. Akar ini mempunyai banyak
liang-liang atau celah-celah (Pneumatophora)
untuk masuknya udara yang diperlukan dalam pernapasan. Tumbuhan yang memiliki
akar seperti ini biasanya hidup di tempat-tempat yang di dalam tanahnya sangat
kekurangan oksigen, misalnya pada pohon-pohon prepat (Sonneratia sp.) dan kayu api (Avicennia
sp.).
6. Akar Tunjang
Akar tunjang
tumbuh dari bagian bawah batang ke segala arah. Tumbuhan yang mempunyai akar
tunjang adalah tumbuhan yang hidup di daerah pasang surut. Batang beserta
akar-akar tunjang ini memberikan kesan seperti orang naik di atas engrang,
sehingga disebut juga akar engrang. Contoh akar tunjang dapat ditemukan pada
pohon bakau (Rhizophora conjugata).
7. Akar Lutut
Akar ini lebih
tepat di katakan akar yang tumbuh ke atas kemudian membengkok lagi masuk ke
dalam tanah, sehingga membentuk gambaran seperti lutut yang di bengkokkan. Sama
seperti akar napas, akar ini berguna pula untuk kepentingan pernapasan pada
tumbuhan yang hidup di daerah pasang surut. Akar lutut yang berfungsi untuk
membantu pernapasan tumbuhan dapat di temukan pada pohon tanjang (Bruguiera parvifolia).
8. Akar Banir
Struktur akar
ini berbentuk seperti papan-papan yang di letakan miring untuk memperkokoh
berdirinya batang pohon yang tinggi besar, misalnya pada sukun (Artocarpus communis), kenari (Canarium commune), dan sebagainya.
9. Akar penyimpan cadangan makanan. Umbi
akar seperti pada akar ketela pohon (Manihot
utilissima) yang penuh dengan pati.
10. Akar kontraktil, adalah akar pada
tumbuhan berumbi yang berkontraksi seperti pada (Manihot utilissima). Pengerutan seperti itu terjadi terutama dalam
korteks dan dapat mengakibatkan pemendekan akar hingga 30-40%, sehingga umbi
tertarik ke tempat lebih dalam di tanah.
11. Akar simbiotik, yaitu bintil akar tempat penambat
nitrogen bebas dari udara seperti Rhizobium berasosiasi dengan akar.
Asosiasi itu biasanya itu biasanya simbiotik: tanaman penerima senyawa
bernitrogen dan bekteri memperoleh sumber energi biasanya gula. Bakteri
mengakibatkan inang membelah-belah sehingga membentuk bintik akar. Bintil akar
serupa terdapat pada beberapa suku lain seperti Casuarinaceae.
F. Kesimpulan
1.
Akar merupakan bagian dari tanaman
yang sangat di butuhkan terutama untuk memasok makanan yang di ambil dari dalam
tanah, selain sebagai pengambil makanan akar juga memiliki peran lain yaitu
sebagai penyokong berdirinya tanaman.
2.
Struktur umum anatomi akar dari luar
ke dalam adalah epidermis, korteks, endodermis dan stele (xylem,floem).
·
Akar primer adalah akar yang terus
tumbuh membesar dan memanjang, akar ini akan menjadi akar pokok yang menopang.
Akar primer sering juga disebut dengan akar tunggang dan akar lembaga.
·
Akar sekunder adalah akar yang tumbuh
dari akar lain, atau akar cabang. Pertumbuhan sekunder dijumpai di khas pada
akar Gymnospermae dan Dicotyledoneae.
3.
Perbedaan akar primer dan akar
sekunder, Pertumbuhan primer pada akar dikotil menyebabkan akar tersebut tumbuh
memanjang masuk kedalam tanah sedangkan pertumbuhan sekunder pada akar dikotil
terdapat cambium yang menyebabkan pembesaran diameter.
Daftar Pustaka
Tjitrosoepomo,Gembong, Morfologi Tumbuhan, Yogyakarta:Gadjah
Mada University Press.2007.
Hidayat Estiti B.1995.Anatomi Tumbuhan
Berbiji.Bandung.ITB
Nugroho, L. Hartanto dkk,(2010).
Struktur & Perkembangan Tumbuhan. Jakarta:
Penebar Swadaya
bagaimana cara downloadnya..?
BalasHapus