MAKALAH
MANAJEMEN KEUANGAN
PRINSIP-PRINSIP
INVESTASI MODAL DAN KONSEP PENILAIAN INVESTASI
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Manajemen
Keuangan
Dosen Pengampu:
Dr. Naelati Tubastuvi, M.Si
Disusun oleh :
1. Yudhistira P (1602010185)
2. Ali Mahfur (1602010194)
3. Ayu Ramadhaning Tyas (1602010211)
4. Agus Purwanto (1602010228)
5. Erna Fitrianingsih (1602010240)
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS ILMU EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
PURWOKERTO
2016/2017
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan nikmat, rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini.
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu
tugas Manajemen
Keuangan.
Penulis sadar bahwa terselesaikannya makalah ini tak lepas dari pihak-pihak yang membantu
dan memberikan dukungan kepada penulis. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Dr. Naelati Tubastuvi, M.Si selaku
pembimbing
2.
Semua pihak yang telah
membantu tersusunnya makalah ini.
Penulis masih menyadari makalah ini
masih jauh dari kata baik dan sempurna, Sehingga
penulis mohon maaf jika terdapat kekurangan dalam makalah ini. . Untuk itu penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang
bersifat membangun dari pembaca agar makalah ini dapat menjadi lebih sempurna
dan lebih bermanfaat. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih
Purwokerto, 20 Februari 2017
Penulis
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL ……….....................................................................................................1
KATA PENGANTAR................................................................................................................2
DAFTAR
ISI…………………………………………………………......................................3
I.
PENDAHULUAN ………………………………………….........................................4
II.
KAJIAN
PUSTAKA......................................................................................................5
a. pengertian investasi...………….…………................……………………................5
b. fungsi-fungsi
investasi................................................................................................6
c. kriteria investasi.….....................................................................................................6
d. factor-faktor yang mempengaruhi tingkat investasi...................................................7
e. metode-metode
penelitian investasi…...………………………..........………….......8
III.
PENUTUP……………………………………………………………………………15
IV.
DAFTAR PUSTAKA………….…………………………………………...………...16
BAB I
Investasi pada hakikatnya
merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh
keuntungan dimasa mendatang. Umumnya investasi dibedakan menjadi dua, yaitu;
investasi pada asset-aset riil dan investasi pada asset-aset
finansial.Investasi pada aset-aset riil dapat berbentuk pembelian asset
produktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan, pembukaan perkebunan dan
lainnya.
Dengan berinvestasi maka dana yang terdapat dalam
kas perusahaan tidak menganggur. Investasi dapat dimaksudkan sebagai akumulasi
dari suatu bentuk aktiva untuk memperoleh manfaat dimasa yang akan datang.
Dengan adanya investasi maka perusahaan mengharapkan
beberapa keuntungan yakni terjaminnya manajemen kas, terciptanya hubungan yang
erat dan memperkuat posisi keuangan suatu perusahaan. Investasi merupakan unsur
yang sangat penting dalam perusahaan. Aktivitas investasi yang
dilakukan oleh perusahaan akan dijadikan sebagai dasar penilaian manajemen kas
perusahaan.
Penilaian kinerja perusahaan ini sebagian atau
seluruhnya dapat dinilai dari penggunaan kas untuk investasi. Bagi perusahaan
investasi adalah cara untuk menempatkan kelebihan dana sedangkan untuk
perusahaan lainnya investasi merupakan sarana untuk mempererat hubungan bisnis
atau memperoleh suatu keuntungan perdagangan. Apapun motivasi perusahaan dalam
melakukan investasi, investasi tetap merupakan sarana dalam menentukan posisi
keuangan perusahaan.
A. PENGERTIAN INVESTASI
Investasi merupakan suatu tindakan melepas dana saat
sekarang dengan harapan untuk dapat menghasilkan arus dana masa datang dengan
jumlah yang lebih besar dari dana yang dilepaskan pada saat investasi awal
(initial investment).
·
Ditinjau dari
ruang lingkup usaha, investasi dibagi 2, yaitu:
1.
Investasi pada
aktiva nyata (real assets atau rel investment), misalnya untuk pendirian
pabrik-pabrik, pendirian hotel/ restoran, perkebunan, dan lain-lain.
2.
Investasi pada
aktiva keuangan (financial assets atau financial investment), seperti pembelian
surat-surat berharga, baik berupa saham maupun obligasi.
·
Ditinjau dari
segi kepastian memperoleh keuntungan, investasi dibagi menjadi 2, yaitu:
1.
Investasi bebas
resiko (free risk investment). Yaitu investasi yang akan memperoleh keuntungan
secara pasti, seperti pembelian obligasi (investment in bond), hal ini akan
memberikan jasa bunga yang pasti kepada pemiliknya tanpa memperhatikan apakah
perusahaan yang mengeluarkan obligasi itu mampu memperoleh keuntungan atau
tidak.
2.
Investasi
berisiko (risk investment). Yaitu investasi yang ditunjukan bagi pembeli saham
biasa (investment in real assets), hal ini investasi dibidang aktiva nyata
mempunyai EBIT (earning before interest and taxes) anggaran bisa berfluktuasi,
artinya bisa untung bisa rugi.
·
Investasi
menurut penggunaannya terdiri dari tiga macam yaitu :
1.
Konstruksi
2.
Rehabilitasi
3.
Perluasan
·
Investasi
menurut jenisnya
1.
Investasi
otonomi
2.
Investasi
terimbas
3.
Investasi
public
B. FUNGSI-FUNGSI INVESTASI
Kurva yang menunjukkan perkaitan di antara
tingkat investasi dan tingkat pendapatan nasional dinamakan fungsi investasi.
Bentuk fungsi investasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu ia sejajar
dengan sumbu datar, atau bentuknya naik ke atas ke sebelah kanan (yang
berarti makin tinggi pendapatan nasional, makin tinggi investasi). Fungsi atau
kurva investasi yang sejajar dengan sumbu datar dinamakan investasi otonomi dan
fungsi investasi yang semakin tinggi apabila pendapatan nasional meningkat
dinamakan investasi terpengaruh. Dalam analisis makroekonomi biasanya
dimisalkan bahwa investasi perusahaan bersifat investasi otonomi.
Menurut Joseph Allois Schumpeter investasi otonom
(autonomous investment,) dipengaruhi oleh perkembangan-perkembangan yang
terjadi di dalam jangka panjang seperti :
-
Tingkat
keuntungan investasi yang diramalkan akan diperoleh.
-
Tingkat bunga.
-
Ramalan
mengenai keadaan ekonomi di masa depan.
-
Kemajuan
teknologi.
-
Tingkat
pendapatan nasional dan perubahan-perubahannya.
-
Keuntungan yang
diperoleh perusahaan-perusahaan.
C. KRITERIA INVESTASI
1.
Payback
Period.
Payback period adalah waktu yang dibutuhkan agar
investasi yang direncanakan dapat dikembalikan, atau waktu yang dibutuhkan
untuk mencapai titik impas. Jika waktu yang dibutuhkan makin pendek, proposal
investasi dianggap makin baik. Kendatipun demikian, kita harus berhati-hati
menafsirkan kriteria payback period ini. Sebab ada investasi yang baru
menguntungkan dalam jangka panjang (> 5 tahun).
2.
Benefit/Cost Ratio (B/C Ratio).
B/C ratio mengukur mana yang lebih besar, biaya yang
dikeluarkan dibanding hasil (output) yang diperoleh. Biaya yang dikeluarkan
dinotasikan dengan C (cost). Output yang dihasilkan dinotasikan dengan B
(benefit). Keputusan menerima atau menolak proposal investasi dapat dilakukan
dengan melihat nilai B/C. Umumnya, proposal investasi baru diterima jika B/C
> 1, sebab berarti output yang dihasilkan lebih besar daripada biaya yang
dikeluarkan.
3.
Net Present
Value (NPV).
Perhitungan dengan menggunakan nilai nominal dapat menyesatkan,
sebab tidak memperhitungkan nilai waktu dari uang. Untuk membuat hasil lebih
akurat, maka nilai sekarang didiskontokan. Keuntungan dari menggunakan metode
diskonto adalah kita dapat langsung menghitung selisih nilai sekarang dari
biaya total dengan penerimaan total bersih. Selisih inilah yang disebut net
present value. Suatu proposal investasi akan diterima jika NPV > 0, sebab
nilai sekarang dari penerimaan total lebih besar daripada nilai sekarang dari
biaya total.
4.
Internal Rate
of Return (IRR).
Internal rate of return adalah nilai tingkat
pengembalian investasi, dihitung pada saat NPV sama dengan nol. Keputusan
menerima/menolak rencana investasi dilakukan berdasarkan hasil perbandingan IRR
dengan tingkat pengembalian investasi yang diinginkan (r).
D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT
INVESTASI
1.
Tingkat
Pengembalian yang Diharapkan (Expected Rate of Return)
a.
Kondisi
Internal Perusahaan. Kondisi internal adalah faktor-faktor yang berada di
bawah kontrol Perusahaan, seperti tingkat efisiensi, kualitas SDM
dan teknologi. Sedangka faktor non-teknis, seperti kepemilikkan hak
dan atau kekuatan monopoli, kedekatan denga pusat kekuasaan, dan penguasaan
jalur informasi.
b.
Kondisi
Eksternal Perusahaan. Kondisi eksternal yang perlu dipertimbangkan dalam
pengambilan keputusan akan investasi utama adalah perkiraan tentang tingkat
produksi dan pertumbuhan ekonomi domestic maupun internasional.
2.
Biaya
Investasi.
Hal yang paling menentukan adalah tingkat bunga
pinjaman. Makin tinggi tingkat bunganya maka biaya investasi makin mahal.
Akibatnya minat akan investasi makin menurun. Namun tidak jarang, walaupun
tingkat bunga pinjaman rendah, minat akan investasi tetap rendah. Hal ini
disebabkan biaya total investasi masih tinggi dan faktor yang mempengaruhi
adalah masalah kelembagaan.
-
Marginal
Efficiency of Capital (MEC), Tingkat Bunga, dan Marginal Efficiency of
Investement (MEI)
-
Marginal
Efficiency of Capital (MEC), Investasi, dan Tingkat Bunga MEC adalah
tingkat pengembalian yang diharapkan dari setiap tambahan barang modal.
E. METODE-METODE PENELITIAN INVESTASI
1.
Net Present
Value (NPV)
NPV adalah kriteria terpenting dalam evaluasi
sebuah investasi merupakan tujuan manajemen keuangan semua perusahaan untuk
meningkatkan atau menciptakan nilai tambah bagi para pemegang saham. NPV adalah
selisih jumlah kas yang yang dihailkan sebuah proyek investasi dan nilai
investasi yang diperlukan atau selisih PV dari sebuah proyek dan investasi
awal.
Dalam metode ini, pertama-tama yang
dihitung adalah nilai sekarang (present value) dari keseluruhan proceeds yang
diharapkan atas discount rate tertentu. Kemudian jumlah present value dari keseluruhan
selama usianya dikurangi dengan present value dari jumlah investasinya
(initial investment). Selisih antara Present Value dari keseluruhan
dengan Present Value dari pengeluaran modal (Capital outlays) dinamakan nilai
neto sekarang (Net Present Value).
o
Rumus yang
digunakan :
Misal jika suku bunga diasumsikan sama tiap tahunnya
sebesar 12% dan arus kas masuk bersih pun sama yaitu sebesar Rp. 5.700.000,-
serta nilai invvestasi awal sebesar Rp.18.000.000,- maka dengan perhitungan
sederhana nilai NPV didapat sebesar Rp. 2.547.110,49-.
Kesulitan penggunan NVP adalah investor atau manajer
keuangan harus medapat tingkat diskonto yang representatif untuk setiap proyek
investsi. Untuk investor perusahaan, tingkat diskonto ini adalah rata-rata
tertimbang dari biaya dana atau rata-rata tertimbang dari struktur modal
perusahaan itu. Untuk investor individu, tingkat diskonto yang relevan adalah
biaya bunga pinjaman atau biaya modal sendiri.
o Adapun Kelebihan dari NPV, sebagai berikut:
a.
Memperhatikan
nilai waktu dari pada uang (time value of money)
b.
Mengutamakan
aliran kas yang lebih awal
c.
Tidak
mengabaikan aliran kas selama periode proyek atau investasi
o Kelemahan dari NPV, sebagai berikut:
a.
Memerlukan
perhitungan Cost Of Capital sebagai Discount Rate
b.
Lebih sulit penerapannya
dari pada Pay Back Period
2.
Internal Rate
of Return (IRR)
Internal Rate of Return
(IRR) adalah metode peerhitungan investasi dengan menghitung tingkat bunga yang
menyamakan nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang dari penerimaan-penerimaan
kas bersih dimasa datang.
IRR ialah menentukan tingkat bunga yang
akan menjadikan jumlah nilai sekarang dari arus kas bersih yang diharapkan akan
diterima (PV of future proceeds) sama dengan jumlah nilai sekarang dari
pengeluaran modal (PV if capital outlays).
Pada dasarnya IRR harus dicari dengan
cara “trial dan error”. Yaitu dengan cara coba-coba. Pertama-tama jika
menghitung Present Value dari proceeds suatu investasi dengan menggunakan
tingkat bunga yang dipilih. Kemudian hasil perhitungan itu dibandingkan dengan
jumlah Present Value dari outlet-nya.
o Contoh:
Hitunglah IRR dari sebuah investasi yang dapat
memberikan arus kas bersih Rp 5.000.000 secara terus-menerus jika investasi
awal yang diperlukan Rp 400.000.000
Jawab: IRR =
5.000.000/400.000.000
= 1,25 % per
bulan
= 15 % p.a
o Adapun Kelebihan dari IRR, sebagai berikut:
a.
Tidak
mengakibatkan aliran kas selama periode proyek
b.
Memperhitungkan
nilai waktu dari pada uang
c.
Mengutamakan
aliran kas awal dari pada aliran kas belakangan
o Kelemahan dari IRR, sebagai berikut :
Memerlukan perhitungan COC (Cost Of Capital) sebagai
batas minimal dari nilai yang mungkin dicapai.
3.
Payback Period
(PP)
Payback period adalah suatu periode
yang diperlukan untuk dapat menutup kembali pengeluaran investasi dengan
menggunakan aliran kas netto (net cash flow), atau total arus kas bersih dalam
periode tertentu sama dengan pengeluaran investasi di awal periode.
Metode payback period adalah suatu
periode yang diperlukan untuk dapat menutup kembali pengeluaran investasi
dengan menggunakan proceeds atau aliran kas netto (net cash flow).
Payback period adalah periode modal
kembali atau lamanya waktu yang diperlukan untuk mengembalikan investasi awal
atau modal yang sudah dikeluarkan. Metode ini juga sering disebut dengan metode
pemulihan investasi yang merupakan metode analisi kelayakan investasi untuk
menilai jangka waktu (tahun) pemulihan seluruh modal yang diinvestasikan dalam
suatu perusahaan.
Cara untuk mengambil keputusan dengan
metode ini ialah dengan membandingkan Payback Period investasi yang diusulkan
dengan umur ekonomis aktiva, apabila payback period lebih pendek dari umur
ekonomisnya maka rencana investasi dapat diterima, serta sebaliknya
o Contoh:
Suatu proyek investasi bernilai Rp. 15.000.000,-.
Proceed tiap tahunnya adalah sama, yaitu sebesar Rp. 4.000.000,-, maka periode
pengembalian investasi tersebut adalah :
Ini berarti proyek investasi sistem informasi akan
tertutup dalam waktu 3 tahun 9 bulan. Bila proceed
tiap tahun tidak sama besarnya, maka harus dihitung satu persatu. Misalnya
nilai proyek adalah Rp. 15.000.000,- umur ekonomis proyek adalah 4 tahun dan
proceed tiap tahunnya adalah :
§ Proceed tahun 1
sebesar Rp. 5.000.000,-
§ Proceed tahun 2
sebesar Rp. 4.000.000,-
§ Proceed tahun 3
sebesar Rp. 4.500.000,-
§ Proceed tahun 4
sebesar Rp. 6.000.000,-
Maka Payback Period dapat dihitung
sebagai berikut :
Sisa investasi tahun 4 tertutup oleh proceed tahun
ke 4, sebagian dari sebesar Rp.6.000.000,- yaitu Rp.1.500.000,-/Rp.6.000.000,-
=1/3 bagian. Jadi payback period investasi ini adalah 3 tahun 3 bulan.
o Adapun Kelebihan dari PP, sebagai berikut:
a.
Mudah dipahami
(metode yang paling sederhana)
b.
Selaras dengan
ketidakpastian arus kas di masa mendatang (makin kecil arus kas yang diperoleh
maka semakin lama kembali modalnya)
c.
Menggunakan
arus kas (bukan laba pembukuan).
o Kelemahan dari PP, sebagai berikut :
a.
Mengabaikan
nilai waktu uang
b.
Mengabaikan
proceeds setelah PP dicapai
c.
Mengabaikan
nilai sisa
d.
Untuk mengatasi
metode PP beberapa perusahaan memodifikasi dengan pendekatan DPP (Discounted
Payback periode ) yaitu lamanya waktu yang diperlukan agar present value dari
arus kas bersih proyek dapat menegembalikan investasi awal.
4.
Profitability
Index (PI)
Profitability Index menghitung nilai
tunai arus kas masuk bersih dibagi nilai tunai investasi. Jika nilainya lebih
besar dari 1, maka proyek investasi tersebut dianggap layak, dan sebaliknya.
Metode ini menghitung perbandingan
antara nilai arus kas bersih yang akan datang dengan nilai investasi yang
sekarang. Profitability Index harus lebih besar dari 1 baru dikatakan layak.
Semakin besar PI, investasi semakin layak.
o Contoh:
Sebuah proyek investasi
membuka kafe baru membutuhkan investasi awal Rp400.000.000 dan mampu
menghasilkan arus kas bersih Rp500.00.000 per bulan, berapakah indeks
profitabilitasnya?
IP = 500.000,00/400.000,00
= 1,25
o Adapun Kelebihan dari metode PI, sebagai berikut :
a.
Memperhitungkan nilai waktu dari pada uang (time
value of money)
b.
Menentukan
terlebih dahulu tingkat bunga yang akan digunakan
c.
Konsisten
dengan tujuan perusahaan, yaitu memaksimalkan kekayaan pemegang saham.
o Kelemahan dari metode PI, sebagai berikut :
Dapat memberikan panduan dan pilihan yang salah pada
proyek- proyek yang mutually exsclusive yang memiliki unsur ekonomis dan skala
yang berbeda.
1.
Accounting Rate Of Return (ARR)
Accounting Rate Of Return (ARR) menghitung rata-rata laba bersih (earning after
tax) dari suatu proyek dibagi nilai tunai investasi. Jika hasil lebih besar
daripada biaya modal proyek, maka dianggap proyek tersebut layak dan begitupula
sebaliknya.
Metode ARR ini mengukur profitabilitas
suatu investasi dari segi akuntansi konvensional. Metode ini menggunakan dasar
laba akuntansi. Caranya dengan mambagi EAT (Earning After Tax) dengan
initial investment, baik total investment maupun average investment.
o
Contoh :
Proyek butuh dana 280.000.000, umur 3 tahun, nilai
sisa 40.000.000. Laba setelah pajak 3 tahun berturut-turut. Tahun ke-1
40.000.000, tahun ke-2 50.000.000 dan tahun ke-3 30.000.000
Jawab:
(40.000.000+ 50.000.000 +
30.000.000 ) : 3
ARR = ____________________________________ x 100%
(
280.000.000 + 40.000.000 ) / 2
=
40.000.000/ 160.000.000
= 0,25
ARR = 25%
o
Adapun
Kelebihan dari metode ARR, sebagai berikut :
a.
Mudah
menghitungnya
b.
Informasi yang
diperlukan biasanya tersedia
o
Kelemahan dari
metode ARR, sebagai berikut :
a.
Mengabaikan
nilai waktu uang
b.
Hanya
menitikberatkan masalah akuntansi, kurang memperhatikan aliran kas
c.
pendekatan
jangka pendek , angka rata-rata menyesatkan
d.
Kurang
memperhatikan lamanya jangka waktu investasi
Kesimpulan
Investasi merupakan suatu tindakan melepas dana saat
sekarang dengan harapan untuk dapat menghasilkan arus dana masa datang dengan
jumlah yang lebih besar dari dana yang dilepaskan pada saat investasi awal
(initial investment).
Beberapa metode yang dapat dipergunakan untuk
menganalisis kelayakan investasi diantaranya:
1. Net Present Value (NPV)
2. Internal Rate of Return (IRR)
3. Payback Period (PP)
4. Profitability Index (PI)
5. Accounting Rate Of Return (ARR)
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Halim Abdul. (2003). Analisis Investasi.
Salemba Empat, Jakarta.
Husnan, Suad.(2001). Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. UPP AMP YKPN, Yogyakarta.
Sharpe, William F.dkk. (1995). Investasi. (Edisi Bahasa Indonesia), Vol/ I, Prenhallindo, Jakarta
Husnan, Suad.(2001). Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. UPP AMP YKPN, Yogyakarta.
Sharpe, William F.dkk. (1995). Investasi. (Edisi Bahasa Indonesia), Vol/ I, Prenhallindo, Jakarta
https://kholidarifin.wordpress.com/2014/01/06/prinsip-investasi-modal/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar