Minggu, 07 Mei 2017

MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN PRINSIP-PRINSIP INVESTASI MODAL DAN KONSEP PENILAIAN INVESTASI

MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN
PRINSIP-PRINSIP INVESTASI MODAL DAN KONSEP PENILAIAN INVESTASI

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Manajemen Keuangan

Dosen Pengampu:
Dr. Naelati Tubastuvi, M.Si

Disusun oleh :
1.      Yudhistira P                             (1602010185)
2.      Ali Mahfur                                (1602010194)
3.      Ayu Ramadhaning Tyas         (1602010211)
4.      Agus Purwanto                        (1602010228)
5.      Erna Fitrianingsih                    (1602010240)





PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS ILMU EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2016/2017

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan nikmat, rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas Manajemen Keuangan.
Penulis sadar bahwa terselesaikannya makalah ini tak lepas dari pihak-pihak yang membantu dan memberikan dukungan kepada penulis. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1.      Dr. Naelati Tubastuvi, M.Si selaku pembimbing
2.      Semua pihak yang telah membantu tersusunnya makalah ini.

Penulis masih menyadari makalah ini masih jauh dari kata baik dan sempurna, Sehingga penulis mohon maaf jika terdapat kekurangan dalam makalah ini. . Untuk itu penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca agar makalah ini dapat menjadi lebih sempurna dan lebih bermanfaat. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih






Purwokerto, 20 Februari 2017




      Penulis


                                                                                   

DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL ……….....................................................................................................1
KATA PENGANTAR................................................................................................................2
DAFTAR ISI…………………………………………………………......................................3
        I.            PENDAHULUAN ………………………………………….........................................4
     II.            KAJIAN PUSTAKA......................................................................................................5
            a. pengertian investasi...………….…………................……………………................5
            b. fungsi-fungsi investasi................................................................................................6
            c. kriteria investasi.….....................................................................................................6
            d. factor-faktor yang mempengaruhi tingkat investasi...................................................7
            e. metode-metode penelitian investasi…...………………………..........………….......8
  III.            PENUTUP……………………………………………………………………………15
  IV.            DAFTAR PUSTAKA………….…………………………………………...………...16





















BAB I


Dengan berinvestasi maka dana yang terdapat dalam kas perusahaan tidak menganggur. Investasi dapat dimaksudkan sebagai akumulasi dari suatu bentuk aktiva untuk memperoleh manfaat dimasa yang akan datang.
Dengan adanya investasi maka perusahaan mengharapkan beberapa keuntungan yakni terjaminnya manajemen kas, terciptanya hubungan yang erat dan memperkuat posisi keuangan suatu perusahaan. Investasi merupakan unsur yang sangat penting dalam perusahaan.  Aktivitas  investasi yang dilakukan oleh perusahaan akan dijadikan sebagai dasar penilaian manajemen kas perusahaan.
Penilaian kinerja perusahaan ini sebagian atau seluruhnya dapat dinilai dari penggunaan kas untuk investasi. Bagi perusahaan investasi adalah cara untuk menempatkan kelebihan dana sedangkan untuk perusahaan lainnya investasi merupakan sarana untuk mempererat hubungan bisnis atau memperoleh suatu keuntungan perdagangan. Apapun motivasi perusahaan dalam melakukan investasi, investasi tetap merupakan sarana dalam menentukan posisi keuangan perusahaan.











A.    PENGERTIAN INVESTASI
Investasi merupakan suatu tindakan melepas dana saat sekarang dengan harapan untuk dapat menghasilkan arus dana masa datang dengan jumlah yang lebih besar dari dana yang dilepaskan pada saat investasi awal (initial investment). 
·         Ditinjau dari ruang lingkup usaha, investasi dibagi 2, yaitu:
1.      Investasi pada aktiva nyata (real assets atau rel investment), misalnya untuk pendirian pabrik-pabrik, pendirian hotel/ restoran, perkebunan, dan lain-lain.
2.      Investasi pada aktiva keuangan (financial assets atau financial investment), seperti pembelian surat-surat berharga, baik berupa saham maupun obligasi. 
·         Ditinjau dari segi kepastian memperoleh keuntungan, investasi dibagi menjadi  2, yaitu:
1.      Investasi bebas resiko (free risk investment). Yaitu investasi yang akan memperoleh keuntungan secara pasti, seperti pembelian obligasi (investment in bond), hal ini akan memberikan jasa bunga yang pasti kepada pemiliknya tanpa memperhatikan apakah perusahaan yang mengeluarkan obligasi itu mampu memperoleh keuntungan atau tidak. 
2.      Investasi berisiko (risk investment). Yaitu investasi yang ditunjukan bagi pembeli saham biasa (investment in real assets), hal ini investasi dibidang aktiva nyata mempunyai EBIT (earning before interest and taxes) anggaran bisa berfluktuasi, artinya bisa untung bisa rugi.
·         Investasi menurut penggunaannya terdiri dari tiga macam yaitu :
1.      Konstruksi
2.      Rehabilitasi
3.      Perluasan
·         Investasi menurut jenisnya
1.      Investasi otonomi
2.      Investasi terimbas
3.      Investasi public


B.     FUNGSI-FUNGSI INVESTASI
Kurva yang menunjukkan perkaitan di antara tingkat investasi dan tingkat pendapatan nasional dinamakan fungsi investasi. Bentuk fungsi investasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu  ia sejajar dengan sumbu datar, atau  bentuknya naik ke atas ke sebelah kanan (yang berarti makin tinggi pendapatan nasional, makin tinggi investasi). Fungsi atau kurva investasi yang sejajar dengan sumbu datar dinamakan investasi otonomi dan fungsi investasi yang semakin tinggi apabila pendapatan nasional meningkat dinamakan investasi terpengaruh. Dalam analisis makroekonomi biasanya dimisalkan bahwa investasi perusahaan bersifat investasi otonomi.
Menurut Joseph Allois Schumpeter investasi otonom (autonomous investment,) dipengaruhi oleh perkembangan-perkembangan yang terjadi di dalam jangka panjang seperti :
-          Tingkat keuntungan investasi yang diramalkan akan diperoleh.
-          Tingkat bunga.
-          Ramalan mengenai keadaan ekonomi di masa depan.
-          Kemajuan teknologi.
-          Tingkat pendapatan nasional dan perubahan-perubahannya.
-          Keuntungan yang diperoleh perusahaan-perusahaan.

C.    KRITERIA INVESTASI
1.      Payback Period. 
Payback period adalah waktu yang dibutuhkan agar investasi yang direncanakan dapat dikembalikan, atau waktu yang dibutuhkan untuk mencapai titik impas. Jika waktu yang dibutuhkan makin pendek, proposal investasi dianggap makin baik. Kendatipun demikian, kita harus berhati-hati menafsirkan kriteria payback period ini. Sebab ada investasi yang baru menguntungkan dalam jangka panjang (> 5 tahun).
2.       Benefit/Cost Ratio (B/C Ratio).
B/C ratio mengukur mana yang lebih besar, biaya yang dikeluarkan dibanding hasil (output) yang diperoleh. Biaya yang dikeluarkan dinotasikan dengan C (cost). Output yang dihasilkan dinotasikan dengan B (benefit). Keputusan menerima atau menolak proposal investasi dapat dilakukan dengan melihat nilai B/C. Umumnya, proposal investasi baru diterima jika B/C > 1, sebab berarti output yang dihasilkan lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan. 
3.      Net Present Value (NPV).
Perhitungan dengan menggunakan nilai nominal dapat menyesatkan, sebab tidak memperhitungkan nilai waktu dari uang. Untuk membuat hasil lebih akurat, maka nilai sekarang didiskontokan. Keuntungan dari menggunakan metode diskonto adalah kita dapat langsung menghitung selisih nilai sekarang dari biaya total dengan penerimaan total bersih. Selisih inilah yang disebut net present value. Suatu proposal investasi akan diterima jika NPV > 0, sebab nilai sekarang dari penerimaan total lebih besar daripada nilai sekarang dari biaya total. 
4.      Internal Rate of Return (IRR).
Internal rate of return adalah nilai tingkat pengembalian investasi,  dihitung pada saat NPV sama dengan nol. Keputusan menerima/menolak rencana investasi dilakukan berdasarkan hasil perbandingan IRR dengan tingkat pengembalian investasi yang diinginkan (r).

D.    FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT INVESTASI
1.      Tingkat Pengembalian yang Diharapkan (Expected Rate of Return)
a.       Kondisi Internal Perusahaan. Kondisi internal adalah faktor-faktor yang  berada di bawah kontrol  Perusahaan, seperti tingkat efisiensi, kualitas SDM  dan teknologi. Sedangka  faktor non-teknis, seperti kepemilikkan hak dan atau kekuatan monopoli, kedekatan denga pusat kekuasaan, dan penguasaan jalur informasi.
b.      Kondisi Eksternal Perusahaan. Kondisi eksternal yang perlu dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan akan investasi utama adalah perkiraan tentang tingkat produksi dan pertumbuhan ekonomi domestic maupun internasional.
2.      Biaya Investasi.
Hal yang paling menentukan adalah tingkat bunga pinjaman. Makin tinggi tingkat bunganya maka biaya investasi makin mahal. Akibatnya minat akan investasi makin menurun. Namun tidak jarang, walaupun tingkat bunga pinjaman rendah, minat akan investasi tetap rendah. Hal ini disebabkan biaya total investasi masih tinggi dan faktor yang mempengaruhi adalah masalah kelembagaan.
-          Marginal Efficiency of Capital (MEC), Tingkat Bunga, dan Marginal  Efficiency of Investement (MEI)
-          Marginal Efficiency of Capital (MEC), Investasi, dan Tingkat Bunga  MEC adalah tingkat pengembalian yang diharapkan dari setiap tambahan barang modal.

E.     METODE-METODE PENELITIAN INVESTASI
1.      Net Present Value (NPV)
NPV adalah kriteria terpenting dalam evaluasi sebuah investasi merupakan tujuan manajemen keuangan semua perusahaan untuk meningkatkan atau menciptakan nilai tambah bagi para pemegang saham. NPV adalah selisih jumlah kas yang yang dihailkan sebuah proyek investasi dan nilai investasi yang diperlukan atau selisih PV dari sebuah proyek dan investasi awal.
Dalam metode ini, pertama-tama yang dihitung adalah nilai sekarang (present value) dari keseluruhan proceeds yang diharapkan atas discount rate tertentu. Kemudian jumlah present value dari keseluruhan selama usianya dikurangi dengan present value dari jumlah investasinya  (initial investment). Selisih antara Present Value dari keseluruhan dengan Present Value dari pengeluaran modal (Capital outlays) dinamakan nilai neto sekarang (Net Present Value).
o   Rumus yang digunakan :
Misal jika suku bunga diasumsikan sama tiap tahunnya sebesar 12% dan arus kas masuk bersih pun sama yaitu sebesar Rp. 5.700.000,- serta nilai invvestasi awal sebesar Rp.18.000.000,- maka dengan perhitungan sederhana nilai NPV didapat sebesar Rp. 2.547.110,49-.
Kesulitan penggunan NVP adalah investor atau manajer keuangan harus medapat tingkat diskonto yang representatif untuk setiap proyek investsi. Untuk investor perusahaan, tingkat diskonto ini adalah rata-rata tertimbang dari biaya dana atau rata-rata tertimbang dari struktur modal perusahaan itu. Untuk investor individu, tingkat diskonto yang relevan adalah biaya bunga pinjaman atau biaya modal sendiri.
o   Adapun Kelebihan dari NPV, sebagai berikut: 
a.       Memperhatikan nilai waktu dari pada uang (time value of money)
b.      Mengutamakan aliran kas yang lebih awal
c.       Tidak mengabaikan aliran kas selama periode proyek atau investasi
o   Kelemahan dari NPV, sebagai berikut:
a.       Memerlukan perhitungan Cost Of  Capital sebagai Discount Rate
b.      Lebih sulit penerapannya dari pada Pay Back Period

2.      Internal Rate of Return (IRR)
Internal  Rate of  Return (IRR) adalah metode peerhitungan investasi dengan menghitung tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang dari penerimaan-penerimaan kas bersih dimasa datang.
IRR ialah menentukan tingkat bunga yang akan menjadikan jumlah nilai sekarang dari arus kas bersih yang diharapkan akan diterima (PV of future proceeds) sama dengan jumlah nilai sekarang dari pengeluaran modal (PV if capital outlays).
Pada dasarnya IRR harus dicari dengan cara “trial dan error”. Yaitu dengan cara coba-coba. Pertama-tama jika menghitung Present Value dari proceeds suatu investasi dengan menggunakan tingkat bunga yang dipilih. Kemudian hasil perhitungan itu dibandingkan dengan jumlah Present Value dari outlet-nya.
o   Contoh: 
Hitunglah IRR dari sebuah investasi yang dapat memberikan arus kas bersih Rp 5.000.000 secara terus-menerus jika investasi awal yang diperlukan         Rp 400.000.000

Jawab: IRR = 5.000.000/400.000.000
 = 1,25 % per bulan
                                     = 15 % p.a
o   Adapun Kelebihan dari IRR, sebagai berikut:
a.       Tidak mengakibatkan aliran kas selama periode proyek
b.      Memperhitungkan nilai waktu dari pada uang
c.       Mengutamakan aliran kas awal dari pada aliran kas belakangan
o   Kelemahan dari IRR, sebagai berikut :
Memerlukan perhitungan COC (Cost Of Capital) sebagai batas minimal dari nilai yang mungkin dicapai.
3.      Payback Period (PP)
Payback period adalah suatu periode yang diperlukan untuk dapat menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan aliran kas netto (net cash flow), atau total arus kas bersih dalam periode tertentu sama dengan pengeluaran investasi di awal periode.
Metode payback period adalah suatu periode yang diperlukan untuk dapat menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan proceeds atau aliran kas netto (net cash flow).
Payback period adalah periode modal kembali atau lamanya waktu yang diperlukan untuk mengembalikan investasi awal atau modal yang sudah dikeluarkan. Metode ini juga sering disebut dengan metode pemulihan investasi yang merupakan metode analisi kelayakan investasi untuk menilai jangka waktu (tahun) pemulihan seluruh modal yang diinvestasikan dalam suatu perusahaan.
Cara untuk mengambil keputusan dengan metode ini ialah dengan membandingkan Payback Period investasi yang diusulkan dengan umur ekonomis aktiva, apabila payback period lebih pendek dari umur ekonomisnya maka rencana investasi dapat diterima, serta sebaliknya
o   Contoh:
Suatu proyek investasi bernilai Rp. 15.000.000,-. Proceed tiap tahunnya adalah sama, yaitu sebesar Rp. 4.000.000,-, maka periode pengembalian investasi tersebut adalah :
Ini berarti proyek investasi sistem informasi akan tertutup dalam waktu 3 tahun 9 bulan. Bila proceed tiap tahun tidak sama besarnya, maka harus dihitung satu persatu. Misalnya nilai proyek adalah Rp. 15.000.000,- umur ekonomis proyek adalah 4 tahun dan proceed tiap tahunnya adalah :
§ Proceed tahun 1 sebesar Rp. 5.000.000,-
§ Proceed tahun 2 sebesar Rp. 4.000.000,-
§ Proceed tahun 3 sebesar Rp. 4.500.000,-
§ Proceed tahun 4 sebesar Rp. 6.000.000,-
Maka Payback Period dapat dihitung sebagai berikut :
Sisa investasi tahun 4 tertutup oleh proceed tahun ke 4, sebagian dari sebesar Rp.6.000.000,- yaitu  Rp.1.500.000,-/Rp.6.000.000,- =1/3 bagian. Jadi payback period investasi ini adalah 3 tahun 3 bulan.

o   Adapun Kelebihan dari PP, sebagai berikut: 
a.       Mudah dipahami (metode yang paling sederhana)
b.      Selaras dengan ketidakpastian arus kas di masa mendatang (makin kecil arus kas yang diperoleh maka semakin lama kembali modalnya)
c.       Menggunakan arus kas (bukan laba pembukuan).
o   Kelemahan dari PP, sebagai berikut :
a.       Mengabaikan nilai waktu uang 
b.      Mengabaikan proceeds setelah PP dicapai 
c.       Mengabaikan nilai sisa 
d.      Untuk mengatasi metode PP beberapa perusahaan memodifikasi dengan pendekatan DPP (Discounted Payback periode ) yaitu lamanya waktu yang diperlukan agar present value dari arus kas bersih proyek dapat menegembalikan investasi awal.
4.      Profitability Index (PI)
Profitability Index menghitung nilai tunai arus kas masuk bersih dibagi nilai tunai investasi. Jika nilainya lebih besar dari 1, maka proyek investasi tersebut dianggap layak, dan sebaliknya.
Metode ini menghitung perbandingan antara nilai arus kas bersih yang akan datang dengan nilai investasi yang sekarang. Profitability Index harus lebih besar dari 1 baru dikatakan layak. Semakin besar PI, investasi semakin layak.
o   Contoh:
Sebuah proyek investasi membuka kafe baru membutuhkan investasi awal Rp400.000.000 dan mampu menghasilkan arus kas bersih Rp500.00.000 per bulan, berapakah indeks profitabilitasnya?
IP  =  500.000,00/400.000,00
 = 1,25
o   Adapun Kelebihan dari metode PI, sebagai berikut :
a.        Memperhitungkan nilai waktu dari pada uang (time value of money)
b.      Menentukan terlebih dahulu tingkat bunga yang akan digunakan
c.       Konsisten dengan tujuan perusahaan, yaitu memaksimalkan kekayaan pemegang saham.
o   Kelemahan dari metode PI, sebagai berikut :
Dapat memberikan panduan dan pilihan yang salah pada proyek- proyek yang mutually exsclusive yang memiliki unsur ekonomis dan skala yang berbeda.

1.       Accounting Rate Of Return (ARR)
Accounting Rate Of Return (ARR) menghitung rata-rata laba bersih (earning after tax) dari suatu proyek dibagi nilai tunai investasi. Jika hasil lebih besar daripada biaya modal proyek, maka dianggap proyek tersebut layak dan begitupula sebaliknya.
Metode ARR ini mengukur profitabilitas suatu investasi dari segi akuntansi konvensional. Metode ini menggunakan dasar laba akuntansi. Caranya dengan mambagi EAT (Earning After Tax) dengan initial investment, baik total investment maupun average investment.
o   Contoh :
Proyek butuh dana 280.000.000, umur 3 tahun, nilai sisa 40.000.000. Laba setelah pajak 3 tahun berturut-turut. Tahun ke-1  40.000.000, tahun ke-2  50.000.000 dan tahun ke-3  30.000.000
Jawab:
(40.000.000+ 50.000.000 + 30.000.000 ) : 3 
ARR    = ____________________________________   x 100%
                                          ( 280.000.000 + 40.000.000 ) / 2
 = 40.000.000/ 160.000.000 
 = 0,25
            ARR    = 25%
o   Adapun Kelebihan dari metode ARR, sebagai berikut :
a.       Mudah menghitungnya
b.      Informasi yang diperlukan biasanya tersedia
o   Kelemahan dari metode ARR, sebagai berikut :
a.       Mengabaikan nilai waktu uang 
b.      Hanya menitikberatkan masalah akuntansi, kurang memperhatikan aliran kas
c.       pendekatan jangka pendek , angka rata-rata menyesatkan
d.      Kurang memperhatikan lamanya jangka waktu investasi 




























Kesimpulan
Investasi merupakan suatu tindakan melepas dana saat sekarang dengan harapan untuk dapat menghasilkan arus dana masa datang dengan jumlah yang lebih besar dari dana yang dilepaskan pada saat investasi awal (initial investment).
Beberapa  metode yang dapat dipergunakan untuk menganalisis kelayakan investasi diantaranya:
1.      Net Present Value (NPV)
2.      Internal Rate of Return (IRR)
3.      Payback Period (PP)
4.      Profitability Index (PI)
5.       Accounting Rate Of Return (ARR)




















BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

Halim Abdul. (2003). Analisis Investasi. Salemba Empat, Jakarta.
Husnan, Suad.(2001). Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. UPP AMP YKPN, Yogyakarta.
Sharpe, William F.dkk. (1995). Investasi. (Edisi Bahasa Indonesia), Vol/ I, Prenhallindo, Jakarta
https://kholidarifin.wordpress.com/2014/01/06/prinsip-investasi-modal/






Tidak ada komentar:

Posting Komentar