Selasa, 16 Mei 2017

MAKALAH STRUKTUR TUMBUHAN BATANG

MAKALAH STRUKTUR TUMBUHAN
BATANG





logo+ump



Disusun Oleh :

Imam Darmawan        (1301070023)
Mesin Alvianti            (1601070018)
Nurdian Ismawati       (1601070019)
Anurul Islami              (1601070020)
Luvi Novalina             (1601070021)





PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2017
                                                                       
A. Pendahuluan
Batang merupakan sumbu dengan daun yang melekat padanya. Di ujung sumbu titik tumbuhnya, batang dikelilingi daun muda dan menjadi tunas terminal. Di bagian batang yang lebih tua, yang daunnya saling berjauhan buku (nodus) tempat daun melekat pada batang dapat dibedakan dari ruas (internodus), yakni bagian batang diantara dua buku yang berturutan. Di ketiak daun biasanya terdapat tunas ketiak. Batang bisa memperlihatkan sumbu yang memanjang dengan buku dan ruas yang jelas. Sebaliknya, batang dapat juga amat pendek dan letak daunnya merapat membentuk roset. Berkaitan dengan habitat tumbuh dibedakan batang yang tumbuh di bawah tanah (rizhoma, umbi lapis, atau umbi batang), di dalam air, atau di darat. Batang juva ada yang tegak, memanjat atau merayap. Ragam lain adalah susunan daun pada batang, ada atau tidak adanya tunas ketiak yang tumbuh menjadi cabang, serta taraf percabangan bila ada.
Jaringan pada batang dapat dibagi menjadi jaringan dermal, jaringan dasar dan jaringan pembuluh. Perbedaan struktur primer batang pada spesies yang berlainan didasari oleh perbedaan dalam jumlah jaringan dasar dan jaringan pembuluh. Pada Coniferae dan dikotil, jaringan pembuluh pada ruas batang umumnya tampak seperti silinder berongga yang dibatasi di sebelah luar oleh korteks dan di sebelah dalam oleh empulur. Sistem jaringan pembuluh pada batang primer berupa sejumlah berkas yang jelas terpisah satu dari yang lain dan dinamakan ikatan pembuluh. Ikatan pembuluh juga dinamakan fasikel dan terletak dalam lingkaran. Parenkim diantara dua ikatan pembuluh yang berdampingan disebut parenkim interfasikel atau jari-jari empulur. Pada Gymnospermae dan dikotil, letak ikatan pembuluh berada dalam lingkaran. Sedangkan pada monokotil letaknya tersebar atau dalam dua lingkaran.
B. Pengertian dan Fungsi Batang
Pengertian Batang :
Batang merupakan bagian dari tumbuhan yang amat penting,dan mengingat kedudukan batang bagi tubuh tumbuhan, batang dapat disamakandengan sumbu tubuh tumbuhan. Pada umumnya batang mempunyai sifat-sifat berikut :
  • Umumnya berbentuk panjang bulat seperti silinder atau dapat pula mempunyai bentuk lain, akan tetapi selalu bersifat aktinomorf.
  • Terdiri atas ruas-ruas yang masing-masing dibatasi oleh buku-buku dan pada buku-buku inilah terdapat daun.
  • Biasanya tumbuh ke atas menuju cahaya atau matahari (bersifat fototrop atau heliotrop)
  • Selalu bertambah panjang diujungnya, oleh sebab itu sering dikatakan, bahwa batang mempunyai pertumbuhan yang tidak terbatas.
  • Mengadakan percabangan dan selama hidupnya tumbuhan, tidak digugurkan, kecuali kadang-kadang cabang atau ranting yang kecil.
  • Umumnya tidak berwarna hijau, kecuali tumbuhan yang umurnya pendek, misalnya rumput dan waktu batang masih muda
Batang yang diumpamakan sebagai sumbu tubuh tumbuhan. Bagian ini umumnya tumbuh di atas tanah. Arah tumbuh batang tumbuhan menuju sinar matahari. Umumnya batang bercabang ,tetapi pada tumbuhan tertentu batangnya tidak memiliki cabang seperti pada tumbuhan pisang kelapa ,dan pepaya. Struktur batang terdiri atas epidermis, korteks, endodermis,dan silinder pusat(stele).silinder pusat pada batang ini terdiri atas beberapa jaringan yaitu empulur, perikardium dan berkas pengangkut yaitu xilem dan floem batang berkayu memiliki kambium.
Kambium mengalami dua arah pertumbuhan yaitu ke arah dalam dan ke arah luar. Ke arah dalam, kambium membentuk kayu ,sedangkan ke arah luar membentuk kulit. Karena pertumbuhan kambium inilah batang tumbuhan bertambah besar. Contoh tumbuhan yang memiliki batang jenis ini, antara lain jati, mangga, dan meranti. Tumbuhan batang rumput memiliki ruas-ruas dan umumnya berongga. Batang jenis ini mudah patah dan tumbuhannya tidak sebesar batang berkayu. Tumbuhan batang rumput memiliki ruas-ruas .
Fungsi Batang :
Bagi tumbuhan ,batang memiliki beberapa kegunaan, antara lain sebagai penopang ,pengangkut air dan zat zat makanan, penyimpan makanan cadangan, serta sebagai alat perkembangbiakan.
  • Penopang
Fungsi utama batang adalah menjaga agar tumbuhan tetap tegak dan menjadikan daun sedekat mungkin dengan sumber cahaya ( khususnya matahari ). Batang tumbuh makin tinggi atau makin panjang. Hal ini menyebabkan daun yang tumbuh pada batang makin mudah mendapatkan cahaya.


  • Pengangkut.
Batang berguna sebagai pengangkut air dan mineral dari akar kedaun. Selain itu, batang berperan penting dalam proses pengangkutan zat-zat makanan dari daun ke seluruh bagian tumbuhan.
  • Penyimpan.
Pada beberapa tumbuhan, batang berfungsi sebagai penyimpan makanan cadangan. Misalnya, batang pada tumbuhan sagu. Makanan cadangan disini juga bisa berwujud air, Misalnya, pada tumbuhan tebu dan kaktus. Makanan cadangan ini akan digunakan saat diperlukan.
  • Alat perkembangbiakan.
Batang juga berfungsi sebagai alat perkembangbiakan vegetatif.Hampir semua pertumbuhan vegetatif, baik secara alami maupun buatan,menggunakan batang.Bagi manusia, batang tumbuhan yang membentuk kayu dapat dimanfaatkan, antara lain, untuk membuat perabot rumah tangga,contohnya batang pohon jati; untuk bahan makanan, contohnya sagu,asparagus; untuk bahan industri, contohnya tebu dan bambu.
C. Struktur Umum Anatomi Batang
1. Epidermis
Epidermis biasanya terdiri dari satu lapisan sel yang memiliki mulut daun (stomata) dan rambut (trikomata). Sel epidermis adalah sel hidup dan mampu bermitosis. Hal penting dalam upaya memperluas permukaan apabila terjadi tekanan dari dalam akibat pertumbuhan sekunder. Respon sel epidermis terhadap tekanan itu adalah dengan melebar tangensial dan membelah antiklinal.
2. Korteks dan Empulur
Korteks adalah kawasan di antara epidermis dan sel silinder pembuluh paling luar. Korteks batang biasanya terdiri dari parenkim yang dapat berisi kloroplas. Di tepi luar sering terdapat kolenkim atau sklerenkim. Batas antara korteks dan daerah jaringan pembuluh sering tak jelas karena tidak ada endodermis. Pada batang muda jarak (Ricinus comunnis), misalnya, lapisan sel korteks terdalam dapat berisi pati dan disebut seludang pati. Namun, beberapa dikotil membentuk pita caspary pada sel lapisan korteks paling dalam dan beberapa tumbuhan paku menunjukkan endodermis yang jelas. Tak ada ruang antar sel di antara sel endodermis. Pada pita caspary, suberin yang bersifat hidrofob menembus dinding primer dan tak hanya melekat saja. Jadi, ada batas fisiologi antara korteks dan daerah silinder jaringan pembuluh.
Empulur biasanya terdiri dari parenkim yang dapat mengandung kloroplas. Bagian tengah empulur dapat rusak di waktu pertumbuhan. Sering hal itu terjadi hanya di daerah ruas, sementara di daerah buku, disebut diafragma buku. Dalam empulur terdapat ruang antarsel yang mencolok besarnya. Sel-sel di bagian tepi empulur berukuran lebih kecil, tersusun kompak dan berdaya hidup lebih lama. Oleh karena empulur juga disebut medula, maka daerah tepi dengan sel berukuran kecil dan kompak dinamakan seludang perimedula.
Baik korteks maupun empulur dapat mengandung berbagai idioblas, yaitu sel berisi kristal, benda ergastik lain, dan sklereid maupun letisifer.
3. Sistem Jaringan Pembuluh
Sistem jaringan pembuluh primer (sistem jaringan pembuluh yang terdapat dalam tumbuhan yang menghasilkan kambium pembuluh jadi, keadaannya primer) terdiri dari sejumlah berkas pembuluh yang berbeda-beda ukurannya. Posisi xilem dan floem dalam berkas atau juga disebut ikatan pembuluh. Pada penampang melintang dapat dibedakan macam ikatan pembuluh:
·         Ikatan pembuluh kolateral: floem bertempat di sebelah luar xilem. Macam ikatan pembuluh ini paling sering ditemukan;
·         Ikatan pembuluh bikolateral: seperti kolateral, namun terdapat floem di sebelah dalam xilem sehingga ada floem eksternal dan floem internal. Ikatan pembuluh seperti ini ditemukan pada beberapa familia seperti Cucurbitaceae dan Solanaceae;
·         Ikatan pembuluh konsentris, amfikribral: floem mengelilingi xilem (amfikribral). Ikatan pembuluh amfikribral sering terdapat pada paku dan juga terdapat sebagai ikatan pembuluh kecil pada bunga, buah dan biji Angiospermae.
·         Ikatan pembuluh konsentris, amfivasal: xilem mengelilingi floem, ditemukan pada beberapa dikotil, seperti pada ikatan pembuluh medula pada Begonia dan pada monokotil seperti Liliaceae.
·         Ikatan pembuluh radial. Pada akar, letak berkas xilem berantian dan berdampingan dengan berkas floem. Susunan seperti itu disebut susunan radial.
D. Struktur Primer dan Sekunder Batang

Struktur Primer Batang :
Pada ujung yang sedang tumbuh, tepatnya dibelakang titik tumbuh terbentuk jaringan primer. Jaringan primer tersebut terdiri atas jaringan :
  1. Protoderma, merupakan bagian luar yang akan membentuk epidermis
  2. Prokambium, terletak di bagian tengah, sel-selnya lebih panjang. Jaringan ini akan membetuk jaringan pembuluh xilem dan floem serta kambium vaskular.
  3. Meristem dasar, merupakan jaringan dasar yang akan membentuk empulur dan korteks.
Sistem jaringan primer batang monokotil :
  1. Bagian pelindung : Epidermis
  2. Bagian korteks tidak tampak nyata ( Prenkima, Sklerenkima )
  3. Bagian ikatan pembuluh
scan d
Struktur primer batang dikotil :
1.      Epidermis, fungsinya melindungi jaringan didalamnya
2.      Korteks, fungsinya meyimpan cadangan makanan
3.      Stele ( silinder pusat ) yang disusun oleh xilem primer, floem primer, kambium vaskular dan empulur
Struktur Sekunder Batang :
scan c

Tumbuhan dikotil yang sudah tua selain memiliki jaringan primer juga memiliki jaringan sekunder.
Macam-macam jaringan sekunder pada tumbuhan dikotil yaitu :
1.      Floem sekunder, letaknya lebih dalam dari floem primer yang dibentuk oleh kambium kearah luar
2.      Xilem sekunder, letak lebihkearah luar dari pada letak xilem primer.
3.      Gabus dan kambium gabus, merupakan jaringan yang dibentuk oleh felogen. Gabus dan kambium gabus terdiri dari sel-sel berbentuk kotak an bresifat impermeabel.
D. Anatomi Batang Monokotil & Dikotil
MONOKOTIL
DIKOTIL
Batang tidak bercabang-cabang
Batang bercabang-cabang
Pembuluh angkut tersebar
Pembuluh angkut teratur dalam susunan lingkaran atau berseling radial
Tidak mempunyai kaambium vaskular, sehingga tidak dapat tumbuh membesar
Mempunyai kambium vaskular, sehingga dapat tumbuh membesar
Mempunyai meristem interkalar
Tidak mempunyai meristem interkalar
Tidak memiliki jari-jari empulur
Jari-jari empulur berupa deretan parenkima diantara berkas pengangkut
Tidak dapat dibedakan antara daerah korteks dan empulur
Dapat dibedakan antara daerah korteks dan empulur
            Perbedaan Batang Monokotil & Dikotil :
Anatomi Batang Monokotil
Batang monokotil sama dengan batang dikotil, memiliki epidermis, korteks dan stele. Korteks bisa berkembang baik atau tidak nyata. Struktur dan susunan berkas vaskuler terutama yang membedakan batang dikotil dan monokotil.Berkas vaskuler tersebar,termasuk juga pada empulur sehingga tidak ada batas yang jelas antara korteks dan empulur.Berkas vaskuler monokitil tidak memiliki kambium, sehingga tidak mengalami penebalan sekunder.masing masing bekas vaskuler diselubungi selubung berkas pengangkut yang tersusun dari jaringan sklerenkim.tampilan anatomi batang yang khas dan yang paling mencolok ialah sebagai berikut:
  • Berkas vaskular banyak
  • Stele terpecah pecah menjadi berkas berkas yang tersebar dalam jaringan dasar sumbu
  • Endodermis tidak ada. Korteks, perisikel dan empulur tidak terdiferensiasi karena kehadiran berkas berkas vaskuler yang tersebar di seluruh sumbu
  • Tipe berkas vaskular ialah tipe kolateral tertutup
  • Setiap berkas pengangkut dibungkus oleh selubung sklerenkimatis yang berkembang biak
  • Berkas vaskular biasanya oval
  • Floem hanya tersusun dari buluh tapis dan sel pengiring
  • Empulur tidak dapat ditentukan
  • Biasanya mempunyai hipodermis yang sklerenkimatis
  • Biasanya tidak ada trikoma
Anatomi Batang Dikotil
       Pada batang dikotil muda terdapat tiga daerah yaitu:
  • Epidermis batang dikotil
Epidermis tersusun dari selapis sel dan merupakan lapis terluar batang. Epidermis mempunyai stomata dan menghasilkan berbagai tipe trikoma. Dinding sel luar sangat tebal dan banyak mengandung kitin. Sel sel teratur rapat dan tidak ada ruang antar sel. Pada irisan melintang sel sel tampak berbentuk hampir empat persegi panjang. Fungsi epidermis terutama dalam membatasi kecepatan proses transpirasi dan melindungi jaringan yang terletak di bawahnya dari kerusakan mekanik dan dari organisme yang menyebabkan penyakit.
  • Korteks batang dikotil
Daerah yang terletak langsung setelah epidermis adalah korteks. Lapisan terdalam korteks adalah endodermis , yang dikenal juga sebagai sarung tepung. Endodermis terdiri atas selapis sel yang mengelilingi stele dan banyak mengandung banyak butir tepung. Seringkali pembedaan endodermis dengan jaringan sekitarnya yang paling mudah ialah melalui keberadaan butir butir teping tersebut. Korteks batang terdiri dari jaringan:
1.      Kolenkima
2.      Parenkima
3.      Sklerenkima
4.      Endodermis
  • Stele batang dikotil
Bagian batang yang terletak di sebelah dalam korteks disebut stele. Stele terdiri atas tiga daerah pokok, yaitu perisikel, daerah berkas vaskular dan empulur.
1.      Perisikel
Daerah diantara berkas vaskular dan korteks disebut perisikel. Umumnya tersusun dari sel sel parenkima dan sklerenkima, namun demikian sel sel sklerenkima mungkin tidak ditemukan.sklerenkima dapat dijumpai dalam susunan sebagai kelompok kelompok yang terpisah atau sebagai lingkaran tak terputus di bagian pinggir luar pada perisikel, yang membentuk garis batas yang tajam antara stele dan korteks.
2.      Berkas vaskular
Berkas pengangkut pada batang dikotil seperti yang tampak pada irisan melintang, terletak dalam bentuk garis besarnya sebagai lingkaran yang putus putus. Setiap berkas vaskular terdiri atas tiga bagian yaitu xilem, floem dan kambium. Bagian yang terdekat dengan pusat batang , berisi sel sel berdinding tipis dan dikenal dengan sebutan xilem.bagian tepi luar berkas tersebut tersusun dari sel sel berdinding tebal dan dikenal dengan floem. Xilem dan floem dipisahkan oleh lapisan kambium yang tersusun dari sel sel merismatik
D. Pertumbuhan Sekunder Batang
Batang merupakan organ tumbuhan yang menopang daun dan organ reproduktif, dan biasanya terletak diatas tanah (kecuali batang tanaman yang berhizoma) dan berdiri tegak. Batang tersusun dari xilem, floem, perisikel, endodermis, korteks dan epidermis.  Batang berfungsi sebagai organ pengangkutan hara maupun makanan bagi organ tanaman yang lain.  Pertumbuhan menebal yang terjadi pada tumbuhan disebut pertumbuhan sekunder. Jaringan sekunder dihasilkan oleh meristem sekunder yaitu kambium vaskuler dan kambium gabus.
·         Terjadinya kambium pembuluh
Pada tumbuhan yang memiliki pertumbuhan sekunder, sebagian prokambium di antara floem akan berdiferensiasi menjadi kambium pembuluh. Kambium dalam berkas pembuluh disebut kambium fasikuler, dan kambium yang dibentuk pada daerah parenkim di antara dua berkas yang berdampingan  disebut kambium interfasikuler.
Pembentukan kambium vasikuler dimulai  lebih dahulu dari kambium interfasikuler . jika daerah interfasikuler terlalu luas, maka pembentukan kambium dimulai di tepi berkas pembuluh yang secara bertahap meluas tangensial sehingga seluruh daerah terisi kambium interfasikuler. Kambium pembuluh akan membentuk silinder sempurna dan menghasilkan silinder flom dan xylem sekunder, masing-masing dengan sistem aksial dan radialnya.
·         Pengaruh pertumbuhan sekunder terhadap jaringan yang dibentuk sebelumnya
Penyisipan jaringan pembuluh sekunder diantara floem primer dan xylem primer mengakibatkan berbagai perubahan penting dalam batang, terutama penyisipan jaringan yang berada di sebelah luar kambium. Hal itu disebabkan tekanan keluar akibat silinder xylem yang makin membesar. Xylem primer yang berada di sebelah dalam xylem sekunder berhenti berfungsi. Protoxylem terjepit dan rusak, namun parenkim masih dapat bertahan lama serta hidup beberapa tahun. Kadang-kadang empelur berubah bentuk akibat tekanan dari luar karena tubuh sekunder yang membesar. Floem primer terdorong keluar . fungsi pengangkutan terhenti dan pada banya tumbuhan dikotil, protofloem membentuk serat. Sel yang berdinding tipis akan rebah atau remuk. Korteks dapat bertahan beberapa tahun. Mula-mula korteks bertambah kelilingnya dengan pelebaran sel ke arah periklinal dengan sel membelah menurut bidang antiklinal. Epidemis pun dapat bertahan dengan membesar dan membelah beberapa kali untuk menyesuaikan  diri dengan penambahan keliling batang.
·         Penyembuhan luka dan peristiwa penempelan
Penyembuhan luka dan peristiwa penyatuan induk dengan tunas pada waktu proses penempelan akan mengakibatkan pertumbuhan sekunder dan aktivitas kambium. Luka pada daun dan pada bagian batang yang tidak mengalami pertumbuhan sekunder biasanya mula-mula berakibat terjadinya bekas luka, yaitu rebahnya sel mati disertai terbentuknya sejumlah zat yang nampaknya melindungimpermukaan dari kekeringan dan luka luar. Peridem kemudian berkembang dari sel hidup di bawah bekas luka. Jika cabang atau sumbu batang yang mengalami pertumbuhan sekunder terluka, maka pembentukan peridem didahului oleh pembentukan kalau yang terjadi dengan adanya sel parenkim yang berproliferasi dekat luka.
Pada usaha penempelan, umumnya sebuah tunas ketiak di batang induk di ganti dengan tunas ketiak yang berasal dari batabg tanaman yang diinginkan. Tunas yang dikhendaki itu ditempelkan di tempat bekas tunas ketiak di batang induk. Keberhasilan suatu penempelan didasari pada peristiwa yang serupa dengan yang terjadi pada waktu penyembuhan luka. Sel mati dipermukaan sayatan akan terurai dan membentuk lapisan nekrotik, seperti bekas luka pada penyembuhan luka. Sel utuh dibawah lapisan nekrotik akan membesar, membelah, dan membentuk jaringan kalus yang mengisi ruang antara induk dan tunas yang ditempelkan. Akhirnya kambium dari setiap pihak yang terlibat dalam penempelan akan bersinambungan melalui kalus dengan terdiferensiasinya sel kalus menjadi sel kambium.
·         Aktivitas kambium sehubungan dengan musim
Banyak tumbuhan berkayu di daerah beriklim sedang memiliki aktivitas kambium yang bergantung pada musim yang mengakibatkan terjadinya lingkaran tumbuh. Xylem sekunder yang dibentuk di awal musim tumbuh pada umumnya kurang padat dan terdiri dari sel yang dindingnya lebih tipis dibandingkan dengan xylem yang di bentuk di saat musim tumbuh telah lebih lanjut. Karena pergantian iklim di setiap musim di daerah sedang berlangsung tepat dalam satu tahun, maka lingkaran yang terjadi bisa di sebut lingkaran tahun.
Pertumbuhan Sekunder Batang Monokotil :
Pertumbuhan sekunder terjadi pada tumbuhan herba dan tumbuhan berbagai Liliflorae dan tumbuhan monokotil lainnya. Kambium berfungsi pada bagian sumbu yang telah selesai pertumbuhan memanjangnya.Kambium ini muncul dalam parenkima yang berada di luar berkas berkas vaskular. Bagian sumbu tempat pemunculan kambium ini kadang kadang disebut korteks dan kadang kadang disebut perisikel.
Pada Dracaena, kambium mucul di parenkima yang berada di sebelah luar berkas berkas pengangkut terluar, yaitu di daerah yang kadang kadang disebut sebagai korteks atau sebagai perisikel. Kambium ke arah ke dalam membentuk jaringan yang biasanya berdiferensiasi menjadi berkas berkas vaskular yang tetap dipisahkan antara yang satu dengan yang lainnya oleh jaringan berlignin, kadang kadang jaringan ini tetap tidak berlignin dan berdinding tipis. Kambium tersebut ke arah luar menghasilkan sel sel yang berkembang menjadi parenkima.
Pada palem, batangnya mengalami penambahan ukuran keliling bukan oleh aktivitas kambium, melainkan penebalan ukuran tersebut sebagai akibat sel sel parenkima pusat dan serabut uar pada selubung berkas vaskular yang belum terdiferensiasi penuh melanjutkan pembelahan, dan penambahan secara berangsur ukuran sel sel dan ruang antar sel jaringan dasar serabut. Tipe penebalan ini disebut penebalan sekunder pencar.
Pertumbuhan Sekunder Batang Dikotil :
Tubuh primer suatu tumbuhan berkembang dari meristem apikal. Pada tumbuhan dikotil selain jaringan primer permanen sebagai fundamen tumbuhan,terjadi pertumbuhan lebih jauh terutama dalam ketebalan akibat aktivitas kambium. Jaringan yang terbentuk pada pertumbuhan sekunder disebut jaringan sekunder. Jaringan sekunder ada dua tipe jaringan vaskuler sebagai hasil perkembangan kambium vaskuler, dan jaringan gabus dan feloderma sebagai hasil
Perkembangan felogen ( kambium gabus). Jari-jari empulur berkembang secara radial seperti sebuah pita  pada xilem sekunder. Jari-jari empulur berkembang dari  kambium jari-jari empulur.  Kambium ke arah dalam membentuk xilem sekunder dan ke arah luar  membentuk floem sekunder. Sementara kambium gabus menghasilkan feloderma dan jaringan gabus ke arah luar. Xilem sekunder pada batang perennial  umumnya tersusun atas lapisanlapisan konsentris, yang masing-masing menunjukkan musim.Lapisan-lapisan melingkar seperti cincin disebut lingkaran tahun .Lebar lingkaran tahun beragam tergantung laju pertumbuhan suatu pohon.xilem sekunder terdiri atas satu massa sel sel berdinding tebal yang rapi, tersusun sedemikian dan membentuk dua sistem, yaitu sistem longitudinal ( vertikal ) dan sistem horizontal. Sistem longitudinal terdiri atas sel sel memanjang yang tumpang tindih dan saling mengunci ( yaitu trakeida, serabut dan unsur unsur trakea ) dan deretan longitudinal sel sel parenkima. Semua sel ini memiliki sumbu panjangnya sejajar dengan sumbu panjang organ yang ditempatinya.
E. Jenis/Tipe Batang
Oleh karena batang dapat berbeda dalam struktur primer dan sekundernya, maka pengenalan beberapa jenis batang dapat dibedaan antara lain batang berkayu (dikotil berkayu), dikotil herba, batang gymnospermae (coniferae), dikotil basah, dikotil memenjat, pertumbuhan sekunder anomali pada dikotil, dan batang monokotil.
·         Batang Conifer
Contoh batang konifer adalah pinus. Pada keadaan primer batang menunjukkan sejumlah berkas pembuluh (yang terdiri dari jalan daun dan berkas batang) yang masing-masing terpisah oleh daerah intervasikuler yang sempit. Kambium pembuluh yang terdiri dari bagian fasikuler dan interfasikuler membentuk silinder xylem dan floem skunder yang bersinambungan. Di muka celah daun, jaringan skunder dibentuk secara bertahap sehingga parenkim celah menonjol ke arah xylem skunder yang dibentuk sejak awal. Xylem primer mungkin masih dapat dilihat di dekat empulur, namun floem primer samas sekali lenyap.
·         Batang dikotil berkayu
Kebanyakan tumbuhan dikotil berbentuk potion, misalnya batang Salix, Prunus, Quercus. Jaringan pembuluh merupakan suatu lingkaran tertutup. Xilem primer merupakan bagian yang sempit di sekitar empulur, dan dapat dibedakan dari xilem sekunder. Xilem sekunder tampak lebih padat dan daerahnya lebih luas dari pada xilem primer, tersusun oleh trakea, trakeida, serat, dan parenkim xilem yang tersusun paretrakheal. Jari-jari ada yang sempit dan ada yang luas. Floem sekunder menunjukkan susunan yang khas, karena adanya dilatasi dan jari-jari dan adanya serat yang letaknya bergantian dengan lapisan yang mengandung buluh tapisan, sel pengiring, dan sel-sel parenkim.
Jaringan korteks tetap ada, dan mudah dibedakan dari floem primer karena floem mengandung serat dibagian perifer (serat floem primer). Di bagian yang agak dalam dijumpai serat floem sekunder. Empulur terdiri dari sel-sel parenkimatis, mengandung sel-sel lendir atau ruang lendir. Bagian terluar empulur merupakan jaringan penimbun.
·         Batang dikotil herba
Tumbuhan dikotil yang berbentuk herba mempunyai pertumbuhan sekunder dan strukturnya seperti tumbuhan berkayu, misalnya batang Hibiscus cannabmus (Malvaceae). Pada awal pertumbuhan sekunder, lapisan epidermis tetap ada. Periderm dengan Iwentisel muncul pada epidermis. Satu atau dua lapisan korteks yang terdapat di bawah epidermis mengandung kloroplas. Floem primer menghasilkan serat dan letaknya berdekatan dengan korteks. Serat juga berkembang di daerah floem sekunder. Kambium pembuluh memisahkan floem dan xilem sekunder, dan membentuk silinder yang kompak. Jari-jari parenkim sekunder mulamula uniseriat, kemudian terjadi pula jari-jari yang bersifat multiseriat. Beberapa jari-jari
mengalami dilatasi di bagian floem luar, bersama dengan penuaan batang. Empulur yang parenkimatis mengandung sel-sel lendir. Tepung dan kristal juga ditemukan pada empulur, korteks, jari-jari dan parenkim aksial. Selain mempunyai tipe kolateral terbuka, pada dikotil herba berkas pengangkut dapat bertipe bikolateral (misalnya pada Solanaceae).
·         Dikotil basah
Banyak diantara dikotol basah memiliki pertumbuhan sekunder yang serupa dengan dikotil berkayu seusianya. Contohnya Hibiscus caccabinus. Epidermis batang bertahan pada waktu awal perkembangan periderm pertama, yakni di bawah epidermis bersama dengan lentisel. Satu lapisan sel atau lebih di bawah epidermis dapat berisi kloroplas. Floem primer menghasilkan serat di batas luar. Floem sekunde juga menghasilkan serat. Jari-jari dalam jaringan pembuluh sekuner primer tadinya uniseriat, namun kemudian dibentuk pula yang multiseriat. Selain itu banyak jari-jari empelur yang melebar pada waktu batang bertambah tua. Empelur terdiri dari parenkim dan mengandung sel lendir. Pati dan kristal dapat di temukan pada empelur, korteks, jari0jari empelur, dan parenkim aksial.
·         Dikotil memanjat
Sifat umum kelompok tumbuhan ini adalah jari-jari empelurnya yang lebar yang membuat penampakan xylem sekunder seolah-olah terbagi. Pada anggur misalnya, sistem pembuluh primer terdiri dari sejumlah berkas yang terpisah-pisah. Kambium fasikuler dan kambium interfasikular di bentuk dan bersinambungan. Kambiun interfasikuler membentuk parenkim saja sehingga jari-jari empelur yang bersangkutan tetap tampak jelas dan menjadi lebar. Sewaktu-waktu dibentuk jari-jari yang baru dalam berkas pembuluh yang ada dan yang telah lama menghasilkan jaringan pembuluh sekunder.
·         Batang Dikotil dengan Pertumbuhan Menyimpang
Istilah anomali di sini dipakai untuk menunjukan perilaku kambium pembuluh yang tidak bisa atau tidak sama dengan yang umum terjadi coniferae dan pohon berkayu yang telah dikenal hingga saat ini.
Bentuk pertumbuhan sekunder anomali berbeda-beda dan terlihat adanya tahapan dengan bentuk normal. Kadang-kadang kambium berada pada psisi normal, namun perilakunya berbeda dari normal. Bila dalam sayatan melintang batang tampak bahwa kambium menghasilkan lebih banyak xylem daripada floem di beberapa tempat tertentu, sedangkan di tempat lain di bentuk lebih banyak floem dari pada xylem. Pada tumbuhan tertentu seperti Aristolochia terdapat berkas kambium yang hanya membentuk parenkim seperti jari-jari empelur. Jumlah berkas ini bertambah dengan meningkatnya keliling kambium.
·         Batang Monokotil
Pada banyak monokotil, meristem penebalan primer berhenti kegiatannya dekat di belakang meristem apeks sehingga penebalan selanjutnya terbatas. Pada palmae, penebalan batang yang cukup menonjol terjadi dengan adanya pembelahan dan pembelahan sel parenkim dasar. Proset itu disebut pertumbuhan sekunder tersebar. Pada beberapa lilliflorae berkayu seperti sepeti spesies Aloe penebalan batang selanjutnya dicapai dengan pertumbuhan sekunder oleh meristem penebalan sekunder yang khusus karena berada pada monokotil.
Pada dasarnya meristem penebalan sekunder khusus itu sama dengan meristem penebalan primer dalam hal lokasinya, yakni didaerah perisikel dan menghasilkan derivat ke arah radial. Bedanya adalah bahwa meristem penebalan sekunder dibentuk agak jauh dari apeks batang dan berkas pembuluh sekunder sering amfivasal dan memanjang radial. Persamaan antara kedua meristem, dan kadang-kadang bahwa keduanya bersinambungan seperti pada Yucca whipplei, menyebabkan beberapa peneliti menganggapnya sebagai fase perkembangan yang berbeda dari meristem yang sama.
Berkas pembuluh sekunder berjenis kolateral atau amfivasal, berseludang sklerenkim, serta tersusun dalam deretan yang cenderung radial. Pada monokotil berkas pembuluh yang terdiri dari floem dan xylem di bentuk secara sentripetal dan saling terpisah oleh parenkim yang di bentuk di saat yang sama.
F.  Penyesuaian Batang Pada Beragam Habitat
·           Penyesuaian Batang Pada Habitat Gurun Pasir dan Garam
Tumbuhan gurun pasir biasanya mempunyai daun yang sangat kecil dan menggugurkan daunnya pada permulaan musim kering yang sangat panjang. Pada beberapa tumbuhan misalnya Artemisia sp, Gymnocarpus fruticosus,dan Atriplex sp., dedaunan yang digugurkan akan diganti dengan daun yang lebih kecil selama musim kering. Pada Retana raetan dan calligonum comosum, fotosintesis dilakukan oleh cabang hijau yang muda. Pada kebanyakan tumbuhan gurun pasir, biasanya cabang besar mati selama musim kering dan tubuh tumbuhan mengecil sampai ukuran minimum. Pada permulaan musim hujan akan dibentuk cabang baru.
Pada tumbuhan gurun pasir, fungsi fotosintesis diakukan oleh bagian korteks batang. Selain itu, sering terdapat jaringan fotosintesis dan parenkim penyimpanan air. Epidermis biasanya berlapis. Banyak yang ditutupi olrh kutikula tebal. Pada beberapa tumbuhan serofit, stomata membuka tetapi daerah asimilasi ditutup oleh lilin atau senyawa yang lain. Mungkin juga stomata ditutup dari bagian dalam oleh sel yang berkembang dari sel tetangga atau sel palisade
Pada batang primer, korteks umumnya sempit dan jaringan pembuluh terletak di bagian tepi empulur yang tebal. Meskipun demikian, korteks batang primer pada tumbuhan gurun pasir banyak mengandung garam, yang ternyata lebi tebal daripada korteks tumbuhan mesofit.
Retama raetam adalah cont0h tumbuhan dengan batang xeromorf. Sepanjang cabang hijau tumbuh berusuk dan beralur. Stomata terletak di dalam alur yang membunyai banyak rambut. Pada bagian tengah rusuk terdapat sel sklerenkim dn dikiri kanannya terdapat sel parenkim yang berfungsi menyimpan air dan juga bersi kristal. Dinding luar epidermis tebal dan berkutikula.
Batang sukelen tumbuhan gurun pasir yang khas dengan jarigan penyimpanan air yang berkembang baik di dalm korteks. Di bawah epidermis terdapat hipodermis yang terdiri dari sel berdinding tipis , mirip dengan epidermis, berisi kerstal. Di dalam lapisan ini terdapat satu lapisan palisadyang berisi kloroplas. Di sebelah dalam jaringan palisade terdapat satu apisan sel berbentuk kubus berisi klorofil. Di sebelah dalamnya lagi terdapat parenkim penyimpanan yang air yang juga berisi kristal druss yang besar. Pada batang tua berbentuk jaringan gabus pada parenkim luar, dan lapisan luarnya akan kering dan mengelupas.
Salicornia fruticosa yang tumbuh di tempat beragam mempunyai struktur korteks yang lebih sederhana. Epidermis terdiri atas satu lapisan sel dan berdinding tipis. Jaringan fotosintesis berisi sel palisade yang besar dan menyimpan air seperti sel parenkim korteks dibagian dalam. Empulur sangat sempit.
•           Adaptasi Pada Habitat Akuatik
Pemantakan sinar matari yang terbats kedalam air menyebabkan kondisi yang sama dengantumbuhan yang tumbuh ditempat terlindung (teduh). daun dn batang di bawah permukaan air banyak mengandung kloroplas, tetapi kutkulanya berkurang. Kloroplas juga terdapat dalam sel epidermis, terutama pada habitat yang agak gelap. Kloroplas pada epidermis lebih banyak daripada di jaringan bagian dalam. Korteks dan mesofil terutama berfungsi sebagai jaringan penyimpan tepung dan lemak. Tumbuhan hidrofi di bawah air tidak mempunyai stomata pada epidermisnya.
Penyerapan gas dipermudah dengan adanya dinding sel yang tipis. Selin itu, pada kortek batang , jaringan dasar, dan mesofil tangkai daun terdapat lakuna sebagi tempat lewatnya udara yang dibentuk secara skigozen . lakuna dijumpai pada kortek bangian dalam batang. Korteks bagian luar terdiri atas parenkim yang padat atau kolenkim. Korteks bagian dalam mengelilingi silinder pembuluh yang berisi parenkim yang rapat. Jumlah lakuna khas untuk setiap spesies. Lakuna dapat tersusun dalam suatu lingkaran, misalnya pada Cheratophyllum, dan miriophyllum serta dalam beberapa lingkaran seperti pada Hippuris. Pada tangkai daun Nuphar, lakuna bersusun selang-seling.
Pada miriophyllum , di sekeliling lakuna terdapat yang khusus yang mengandung kristal ca oksalat. Pada Bracenia terdapat kelenjar lendir di sekeliling lakuna. Pada Nymphaea dan Victoria  terdapat idioblas.
Jaringan paling khusus yang ditemukan pada batang dan akar nafas dari banyak tumbuhan adalah aerenkin. Aerenkim suatu jaringan felem turunan falogen khas yang asal usulnya dari epidermis atau korteks. Aerenkim membantu sistem pengankutan udara dalam tumbuhan air, dan dapat berkembang pada sayran yang tumbuh di tanah basah. Ruang antar sel sebagian besar berkembang dari kehancuran sel.
Sistem akar hidrofit biasanya sangat berkurang karena untuk penyerapan air dan garam dilakukan oleh batang dan daun. Demikian pula sistm pembuluhnya, terutama jaringan xilem juga sangat berkurang. Akar thalassia tidak mempunyai unsur trakea. Unsur trakea yang biasanya mempunyai penebalan dinding cincin atau spiral berkurang menjadi trakeida.


















G. Kesimpulan
·         Batang atau caulis merupakan bagian tumbuhan yang menyokong tubuh tumbuhan. Batang dapat terspesialisasi serta termodifikasi bentuknya untuk keperluan tugas khusus seperti menimbun cadangan makanan dan untuk fotosintesis. Untuk keperluan menimbun cadangan makanan, batang dapat bermodifikasi menjadi Umbi Sisik, Kormus, Umbi Semu, Umbi Lapis, Umbi Batang, Rhizoma / Rimpang, dan Stolon / Geragih.
·         Adaptasi adalah proses penyesuaian diri dengan perubahan lingkungan. Pada batang adaptasi sangat penting dilakukan, hal ini berkaitan erat dengan kondisi lingkungan tumbuhan yang bersangkutan. Adaptasi batang termasuk dalam adaptasi morfologi karena melibatkan perubahan struktur tubuh tumbuhan. Sedangkan modifikasi batang merupakan salah satu jalan adaptasi tumbuhan dengan batang, sehingga batang mengalami perubahan bentuk.
·         Adaptasi batang suatu tumbuhan salah satunya disesuaikan dengan tempat hidup/habitat tumbuhan tersebut. Pada tanaman Xerofit, batang beradaptasi pada lingkungan yang kekurangan air dengan berdaging tebal sedangkan pada tanaman Hidrofit, batang beradaptasi pada lingkungan berair dengan rongga udara yang dimilikinya.




Daftar Pustaka
Campbell. 2003. Biologi Edisi kelima-jilid 2. Jakarta : Erlangga.
Estiti B., Hidayat. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung: ITB.
Kimball, John. 1993. Biologi Edisi kelima. Jakarta : Erlangga.
Mulyani, Sri. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta. Kanisius
Ophin. 2010. Anatomi Tumbuhan, (Online), (http://k4rti3k4.student.umm.ac.id/2010/01/21/anatomi-tumbuhan/, diakses 6 Mei 2017).



Tidak ada komentar:

Posting Komentar