BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semua proses biologis sel memerlukan
enzim agar dapat berlangsung dengan cukup cepat dalam suatu arah lintasan
metabolisme yang ditentukan oleh hormone sebagai promoter. Beberapa jenis
molekul dapat mempengaruhi aktivitas enzim.. Inhibitor merupakan salalah satu yang mempengaruhi
enzim yaitu suatu senyawa yang dapat menghambat atau menurunkan laju
reaksi yang dikatalisis oleh enzim. Dalam bekerja enzim bereaksi dengan molekul subtract
menghasilkan senyawa intermediet dengan membutuhkan energy aktivasi lebih
rendah, sehingga reaksi dapat dipercepat. Reaksi kimia yang terjadi
karena energy aktivasi lebih tinggi membutuhkan waktu lebih lama. Meskipun senyawa katalis dapat berubah pada
reaksi awal, pada reaksi akhir molekul katalis akan kembali ke bentuk semula
lebih jelasnya akan di bahas dalam makalah ini.
Mengapa tumbuhan membutuhkan banyak air, bagaimana
biji berkecambah, bagaimana tumbuhan layu jika kekeringan dan berbagai macam
gejala lainnya yang ditampakkan oleh tumbuhan. Pemanfaatan sinar matahari oleh
tumbuhan ini biasa dikenal sebagai peristiwa fotosintesis. Fotosintesis pada
hakikatnya merupakan satu-satunya mekanisme masuknya energi ke dalam dunia
kehidupan tumbuhan. Fotosintesis meliputi reaksi oksidasi dan
reduksi. Dengan cara ini, fotosintesis menggunakan energi cahaya untuk mengangkut
elektron menuju penerima elektron yang lebih lemah. Laju proses-prose metabolisme
ini dipengaruhi oleh banyak factor, factor tersebut akan dibahas dalam makalah
ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa
yang dimaksud enzim?
2. Bagaimana
struktur dan fungsi enzim?
3. Apa
yang dimaksud fotosintesis?
4. Bagaimana
struktur dan fungsi kloroplas?
5. Apa saja factor yang mempengaruhi fotosintesis?
C. Tujuan
1. Untuk
mengetahui apa yang dimaksud enzim
2. Untuk
mengetahui struktur dan fungsi enzim
3. Untuk
mengetahui apa itu fotosintesis
4. Untuk
mengetahui struktur dan fungsi kloroplas
5. Untuk
mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi fotosintesis
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Struktur dan Fungsi Enzim
1. Pengertian
Enzim
Enzim adalah
suatu zat yang dapat mempercepat laju reaksi dan ikut beraksi didalamnya sedang
pada saat akhir proses enzim akan melepaskan diri seolah – olah tidak ikut
bereaksi dalam proses tersebut. Enzim merupakan reaksi atau proses kimia yang
berlangsung dengan baik dalam tubuh makhluk hidup karena adanya katalis yang
mampu mempercepat reaksi. Koenzim mudah dipisahkan dengan proses dialisis.
Enzim
terdiri dari apoenzim dan gugus prostetik. Apoenzim adalah bagian enzim yang
tersusun atas protein. Gugus prostetik adalah bagian enzim yang tidak tersusun
atas protein. Gugus prostetik dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu koenzim
(tersusun dari bahan organik) dan kofaktor (tersusun dari bahan anorganik).
2. Struktur
enzim
Setiap enzim
terbentuk dari molekul protein sebagai komponen utama penyusunnya dan bebrapa
enzim hanya terbentuk dari molekul protein dengan tanpa adanya penambahan
komponen lain. Protein lainnya seperti Sitokrom yang membawa elektron pada
fotosintesis dan respirasi tidak pula dapat digolongkan sebagai enzim. Selain
itu, protein yang terdapat dalam biji juga lebih berperan sebagai bahan
cadangan untuk digunakan dalam proses perkecambahan biji.
Protein
hanya terbentuk dari satu ikatan poloipeptida yang menggumpal membentuk suatu
struktur yang bulat atau sperikal, contohnya ribonuklease. Setiap rantai
polipeptida atau molekul protein secara sponstan akan membentuk konfigurasi
dengan energi bebas terendah.
Dalam
sitisol sel, asam amino lebih bersifat hidrofobik yang akan mengumpul pada
bagian dalam, sedang pada permukaan molekul protein atau enzim asan amino
bersifat hidrofilik.
3. Fungsi
enzim
Suatu enzim
bekerja secar khas terhadap suatu substrat tertentu. Kekhasan inilah yang
menjadi ciri suatu enzim. Ini sangat berbeda dengan katalis lain (bukan enzim)
yang dapat bekerja terhadap berbagai berbagai macam reaksi. Kekhasan terhadap
suatu reaksi disebut kekhasan reaksi. Suatu asam amino tertentu dapat mengalami
berbagai reaksi dengan berbagai enzim pula. Sebagai contoh enzim oksidase yang
bekerja sebagai katalis dalam reaksi oksidase asam amino. Untuk reaksi lain
dekarboksilase bekerja sebagai katalis, sedangkan transaminase dapat pula
bekerja terhadap asam amino untuk memindahkan gugus –NH2 kepada senyawa
lainnya. Jadi walaupun ketiga reaksi tersebut mungkin berjalan, namun tiap
enzim hanya bekerja pada satu reaksi. Enzim dekarboksilase dan transaminase
mempunyai koenzim yang sama yaitu piridoksalfosfat
B.
Fotosintesis
Fotosintesis
adalah proses biokimia pembentukan zat makanan seperti
karbohidrat yang dilakukan oleh tumbuhan, terutama tumbuhan yang mengandung zat
hijau daun atau klorofil. Dalam fotosintesis ada organel khas yang berperan yaitu kloroplas.
Kloroplas merupakan alat atau
organela sel yang khas pada sel-sel daging daun. Bentuknya bermacam-macam,
tergantuing jenis tumbuhannya. Selain bulat atau lonjong, ada juga yang
berbentuk pita. Pada daun Hydrila, kloroplasnya bulat atau lonjong, berukuran cukup
besar dan mudah diamati dibawah mikroskop. Organela ini mudah dikenali dengan
warnanya yang hijau karena banyak mengandung zat warna atau pigmen hijau daun
yang disebut klorofil.
Ada dua macam klorofil pada tumbuhan darat yaitu klorofil a dan klorofil b.
Kloroplas
tersusun dari tiga bagian, meliputi:
a. Bangunan seperti tumpukan piring,
disebut grana
b. Bahan yang mengisi di luar grana,
disebut matrik
c. Stroma
Pada bagian
grana, terdapat seluruh perangkat alat penangkap energi matahari. Perangkat
alat itu adalah ibarat antena penerima. Alat penerima tersebut berupa kumpulan
bermacam-macam zat pigmen. Pigmen adalah suatu zat yang berfungsi
menangkap atau memantulkan jenis sinar atau warna cahaya tertentu. Pigmen daun
paling banyak adalah klorofil. Sekelompok pigmen yang merupakan satu kesatuan
alat penerima energi cahaya ini disebut fotosistem. Ada dua fotosistem yang
dibutuhkan untuk mendukung satu proses fotosintesis,yaitu fotosistem I dan II .
Komponen utama fotosistem adalah klorofil, khususnya klorofil a.Selain
fotosistem juga ada komponen lain yang membantu mengalirkan energy matahari.
C. Reaksi Fotokimia dan Reduksi CO2
Tahapan reaksi fotosintesis
Secara terperinci reaksi fotosintesa
terdiri dua fase
1.
Reaksi
fotokimia = reaksi cahaya = reaksi Hill = fotolisis air.
Pada tahap pertama ini terjadi
proses penangkapan energi surya atau proses-proses yang bergantung pada
keberadaan cahaya. Proses ini biasa dinamakan reaksi terang. Reaksi-reaksi
cahaya berlangsung pada bagian grana kloroplas. Sebagian energi matahari yang
diserap akan diubah menjadi energi kimia, yaitu berupa zat kimia berenergi
tinggi. Selanjutnya, zat itu akan digunakan untuk proses penyusunan zat gula.
Sebagian energi matahari juga digunakan untuk fotolisis air (H2O) sehingga
dihasilkan ion hidrogen (H+) dan O2. Ion hidrogen tersebut akan digabungkan
dengan CO2 membentuk zat gula (CH2O)n. Sedangkan O2 -nya akan dikeluarkan
Reaksi
terang adalah
proses untuk menghasilkan ATP dan reduksi NADPH2. Reaksi ini memerlukan
molekul air. Proses diawali dengan penangkapan foton oleh pigmen sebagai
antena. Pigmen klorofil menyerap lebih banyak cahaya terlihat pada warna biru
(400-450 nanometer) dan merah (650-700 nanometer) dibandingkan hijau (500-600
nanometer). Cahaya hijau ini akan dipantulkan dan ditangkap oleh mata kita
sehingga menimbulkan sensasi bahwa daun berwarna hijau. Fotosintesis akan
menghasilkan lebih banyak energi pada gelombang cahaya dengan panjang tertentu.
Hal ini karena panjang gelombang yang pendek menyimpan lebih banyak energi. Di
dalam daun, cahaya akan diserap oleh molekul klorofil untuk dikumpulkan pada
pusat-pusat reaksi. Tumbuhan memiliki dua jenis pigmen yang berfungsi aktif
sebagai pusat reaksi atau fotosistem yaitu fotosistem II dan fotosistem I.
Fotosistem II terdiri dari molekul klorofil yang menyerap cahaya dengan panjang
gelombang 680 nanometer, sedangkan fotosistem I 700 nanometer. Kedua fotosistem
ini akan bekerja secara simultan dalam fotosintesis, seperti dua baterai dalam
senter yang bekerja saling memperkuat.
2. Reaksi
thermokimia = reaksi gelap = fiksasi CO2.
Tahap II adalah proses-proses yang tidak bergantung langsung
pada keberadaan cahaya. Proses-proses atau reaksi-reaksi pada tahap ini disebut
reaksi gelap. Reaksi-reaksi
gelap terjadi pada bagian matrik stroma kloroplas. Pada bagian ini, terdapat
seluruh perangkat untuk reaksi-reaksi penyusunan zat gula. Reaksi tersebut
memanfaatkan zat berenergi tinggi yang dihasilkan pada reaksi terang yaitu ATP
dan NADPH. Pada tumbuhan proses biokimia yang terpicu adalah siklus Calvin yang
mengikat karbon dioksida untuk membentuk ribulosa (dan kemudian menjadi gula
seperti glukosa). Reaksi ini disebut reaksi gelap karena tidak bergantung pada
ada tidaknya cahaya sehingga dapat terjadi meskipun dalam keadaan gelap (tanpa
cahaya)
Reaksi
penyusunan ini tidak lagi bergantung langsung pada keberadaan cahaya, walaupun
prosesnya berlangsung bersamaan dengan proses-proses reaksi cahaya. Karena
itulah, reaksi-reaksi pada tahap ini disebut reaksi gelap. Reaksi tersebut
dapat terjadi karena adanya enzim-enzim fotosintesis. Sesuai dengan nama
penemunya yaitu Benson dan Calvin, maka daur reaksi penyusunan zat gula ini
disebut daur Benson – Calvin. Hasil awal
fotosintesis adalah berupa zat gula sederhana yang disebut glukosa (C6H12O6).
Selanjutnya, sebagian akan diubah menjadi amilum (zat tepung / pati) yang ditimbun di daun,
atau organ-organ penimbunan yang lain.
a. Tumbuhan
C3
Tanaman C3
lebih adaptif pada kondisi kandungan CO2 atmosfer tinggi. Sebagian besar
tanaman pertanian, seperti gandum, kentang, kedelai, kacang-kacangan, dan kapas
merupakan tanaman dari kelompok C3.
Pada tanaman C3, enzim yang
menyatukan CO2 dengan RuBP (RuBP merupakan substrat untuk pembentukan
karbohidrat dalam proses fotosintesis) dalam proses awal assimilasi, juga dapat
mengikat O2 pada saat yang bersamaan untuk proses fotorespirasi ( fotorespirasi
adalah respirasi,proses pembongkaran karbohidrat untuk menghasilkan energi dan
hasil samping, yang terjadi pada siang hari) . Jika konsentrasi CO2 di atmosfir
ditingkatkan, hasil dari kompetisi antara CO2 dan O2 akan lebih menguntungkan
CO2, sehingga fotorespirasi terhambat dan assimilasi akan bertambah besar.
Tumbuhan C3
tumbuh dengan karbon fiksasi C3 biasanya tumbuh dengan baik di area dimana
intensitas sinar matahari cenderung sedang, temperature sedang dan dengan
konsentrasi CO2 sekitar 200 ppm atau lebih tinggi, dan juga dengan
air tanah yang berlimpah. Tumbuhan C3 harus berada dalam area dengan
konsentrasi gas karbondioksida yang tinggi sebab Rubisco sering menyertakan
molekul oksigen ke dalam Rubp sebagai pengganti molekul karbondioksida.
Konsentrasi gas karbondioksida yang tinggi menurunkan kesempatan Rubisco untuk
menyertakan molekul oksigen. Karena bila ada molekul oksigen maka Rubp akan
terpecah menjadi molekul 3-karbon yang tinggal dalam siklus Calvin, dan 2
molekul glikolat akan dioksidasi dengan adanya oksigen, menjadi karbondioksida
yang akan menghabiskan energi.
Pada
tumbuhan C3,CO2 hanya difiksasi RuBP oleh karboksilase RuBP. Karboksilase RuBP
hanya bekerja apabila CO2 jumlahnya berlimpah
Contoh tanaman C3 antara lain :
kedelai, kacang tanah, kentang, dll.
b.
Tumbuhan
C4
Tumbuhan C4
dan CAM lebih adaptif di daerah panas dan kering. Pada tanaman C4, CO2 diikat
oleh PEP (enzym pengikat CO2 pada tanaman C4) yang tidak dapat mengikat O2
sehingga tidak terjadi kompetisi antara CO2 dan O2. Lokasi terjadinya assosiasi
awal ini adalah di sel-sel mesofil (sekelompok sel-sel yang mempunyai klorofil
yang terletak di bawah sel-sel epidermis daun). CO2 yang sudah terikat oleh PEP
kemudian ditransfer ke sel-sel “bundle sheath” (sekelompok sel-sel di sekitar
xylem dan phloem) dimana kemudian pengikatan dengan RuBP terjadi. Karena
tingginya konsentasi CO2 pada sel-sel bundle sheath ini, maka O2 tidak mendapat
kesempatan untuk bereaksi dengan RuBP, sehingga fotorespirasi sangat kecil and
G sangat rendah, PEP mempunyai daya ikat yang tinggi terhadap CO2, sehingga
reaksi fotosintesis terhadap CO2 di bawah 100 m mol m-2 s-1 sangat tinggi. ,
laju assimilasi tanaman C4 hanya bertambah sedikit dengan meningkatnyaCO2.
Sehingga, dengan meningkatnya CO2 di atmosfir, tanaman C3 akan lebih beruntung
dari tanaman C4 dalam hal pemanfaatan CO2 yang berlebihan. Contoh tanaman C4
adalah jagung, sorgum dan tebu
Tetapi pada sintesis C4,enzim
karboksilase PEP memfiksasi CO2 pada akseptor karbon lain yaitu PEP.
Karboksilase PEP memiliki daya ikat yang lebih tinggi terhadap CO2 daripada
karboksilase RuBP. Oleh karena itu,tingkat CO2 menjadi sangat rendah pada
tumbuhan C4,jauh lebih rendah daripada konsentrasi udara normal dan CO2 masih
dapat terfiksasi ke PEP oleh enzim karboksilase PEP. Sistem perangkap C4
bekerja pada konsentrasi CO2 yang jauh lebih rendah.
Tumbuhan C4 dinamakan
demikian karena tumbuhan itu mendahului siklus Calvin yang menghasilkan asam
berkarbon -4 sebagai hasil pertama fiksasi CO2 dan yang memfiksasi
CO2 menjadi APG di sebut spesies C3, sebagian spesies C4
adalah monokotil (tebu, jagung, dll)
Reaksi
dimana CO2 dikonfersi menjadi asam malat atau asam aspartat adalah
melalui penggabugannya dengan fosfoeolpiruvat (PEP) untuk membentuk
oksaloasetat dan Pi.
Enzim PEP-karboksilase ditemukan
pada setiap sel tumbuhan yang hidup dan enzim ini yang berperan dalam memacu
fiksasi CO2 pada tumbuhan C4. enzim PEP-karboksilase
terkandung dalam jumlah yang banyak pada daun tumbuhan C4, pada daun
tumbuhan C-3 dan pada akar, buah-buah dan sel – sel tanpa klorofil lainnya
ditemukan suqatu isozim dari PEP-karboksilase.
Reaksi untuk mengkonversi
oksaloasetat menjadi malat dirangsang oleh enzim malat dehidrogenase dengan
kebutuhan elektronnya disediakan oleh NHDPH. Oksaleasetat harus masuk kedalam
kloroplas untuk direduksi menjadi malat.
Pembentukkan aspartat dari malat
terjadi didalam sitosol dan membutuhkan asam amino lain sebagai sumber gugus
aminonya. Proses ini disebut transaminasi.
Pada tumbuhan C-4 terdapat pembagian tugas antara 2 jenis
sel fotosintetik, yakni :
1.
sel
mesofil
2.
sel-sel
bundle sheath/ sel seludang-berkas pembuluh.
Sel seludang
berkas pembuluh disusun menjadi kemasan yang sangat padat disekitar berkas
pembuluh. Diantara seludang-berkas pembuluh dan permukaan daun terdapat sel
mesofil yang tersusun agak longgar. Siklus calvin didahului oleh masuknya CO2
ke dalam senyawa organic dalam mesofil.
Langkah pertama ialah penambahan CO2
pada fosfoenolpirufat (PEP) untuk membentuk produk berkarbon empat yaitu
oksaloasetat, Enzim PEP karboksilase menambahkan CO2 pada PEP.
Karbondioksida difiksasi dalam sel mesofil oleh enzim PEP karboksilase. Senyawa
berkarbon-empat-malat, dalam hal ini menyalurkan atom CO2 kedalam
sel seludang-berkas pembuluh, melalui plasmodesmata. Dalam sel seludang –berkas
pembuluh, senyawa berkarbon empat melepaskan CO2 yang diasimilasi
ulang kedalam materi organic oleh robisco dan siklus Calvin.
Dengan cara ini, fotosintesis C4
meminimumkan fotorespirasi dan meningkatkan produksi gula. Adaptasi ini sangat
bermanfaat dalam daerah panas dengan cahaya matahari yang banyak, dan
dilingkungan seperti inilah tumbuhan C4 sering muncul dan tumbuh
subur.
c.
Tumbuhan
CAM
Tumbuhan C4
dan CAMlebih adaptif di daerah panas dan kering. Crassulacean acid metabolism ( CAM), tanaman ini mengambil
CO2 pada malam hari, dan mengunakannya untuk fotosistensis pada siang harinya.
Meski tidak menguarkan oksigen dimalam hari, namun dengan memakan CO2 yang
beredar, tanaman ini sudah membantu kita semua menghirup udara bersih, lebih
sehat, menyejukkan dan menyegarkan bumi, tempat tinggal dan ruangan. Jadi,
cocok buat taruh di ruang tidur misalnya. Sayang, hanya sekitar 5% tanaman
jenis ini. Tumbuhan CAM yang dapat mudah ditemukan adalah nanas, kaktus, dan
bunga lili.
Tanaman CAM
, pada kelompok ini penambatan CO2 seperti pada tanaman C4, tetapi dilakukan
pada malam hari dan dibentuk senyawa dengan gugus 4-C. Pada hari berikutnya (
siang hari ) pada saat stomata dalam keadaan tertutup terjadi dekarboksilase
senyawa C4 tersebut dan penambatan kembali CO2 melalui kegiatan Rudp
karboksilase. Jadi tanamanCAMmempunyai beberapa persamaan dengan kelompok C4
yaitu dengan adanya dua tingkat sistem penambatan CO2.
Pada C4 terdapat pemisahan ruang
sedangkan pada CAM pemisahannya bersifat sementara. Termasuk golongan CAM
adalah Crassulaceae, Cactaceae, Bromeliaceae, Liliaceae, Agaveceae, Ananas
comosus, dan Oncidium lanceanum.
Beberapa tanaman CAM dapat beralih ke jalur C3 bila keadaan
lingkungan lebih baik.
Beberapa spesies tumbuhan mempunyai
sifat yang berbeda dengan kebanyakan tumbuhan lainnya, yakni Tumbuhan ini
membuka stomatanya pada malam hari dan menutupnya pada siang hari. Kelompok
tumbuhan ini umumnya adalah tumbuhan jenis sukulen yang tumbuh da daerah
kering.
Dengan
menutup stomata pada siang hari membantu tumbuhan ini menghemat air, dapat
mengurangi laju transpirasinya, sehingga lebih mampu beradaptasi pada daerah
kering tersebut.
Selama malam hari, ketika stomata
tumbuhan itu terbuka, tumbuhan ii mengambil CO2 dan memasukkannya
kedalam berbagai asam organic. Cara fiksasi karbon ini disebut metabolisme asam krasulase, atau
crassulacean acid metabolism (CAM).
Dinamakan demikian karena
metabolisme ini pertama kali diteliti pada tumbuhan dari famili crassulaceae.
Termasuk golongan CAM adalah Crassulaceae, Cactaceae, Bromeliaceae, Liliaceae,
Agaveceae, Ananas comosus, dan Oncidium lanceanum.
Jalur CAM serupa dengan jalur C4
dalam hal karbon dioksida terlebih dahulu dimasukkan kedalam senyawa organic
intermediet sebelum karbon dioksida ini memasuki siklus Calvin. Perbedaannya
ialah bahwa pada tumbuhan C4, kedua langkah ini terjadi pada ruang
yang terpisah. Langkah ini terpisahkan pada dua jenis sel. Pada tumbuhan CAM,
kedua langkah dipisahkan untuk sementara. Fiksasi karbon terjadi pada malam
hari, dan siklus calvin berlangsung selama siang hari.
Fotosintesis dipengaruhi oleh banyak
faktor, baik faktor dari dalam maupun faktor dari luar.
Faktor dalam antara lain adalah :
1.
umur
daun
2. keadaan stomata, jika stomata
menutup, maka laju fotosintesis berkurang.
3. jenis tumbuhan.
Faktor luar
antara lain adalah:
1. CO2, dengan semakin banyak
karbondioksida di udara, makin banyak jumlah bahan yang dapat digunakan
tumbuhan untuk melangsungkan fotosintesis.
2. Ketersediaan air, kekeringan
menyebabkan stomata menutup, menghambat penyerapan karbon dioksida sehingga
mengurangi laju fotosintesis.
3. Kelembaban dan suhu udara,
berpengaruh pada enzim-enzim yang bekerja dalam proses fotosintesis. Sebab
enzim tersebut hanya dapat bekerja pada suhu optimalnya. Umumnya laju
fotosintensis meningkat seiring dengan meningkatnya suhu hingga batas toleransi
enzim.
4. Keadaan cahaya, keadaan cahaya yang
dimaksud yaitu intensitas dan kualitas
cahaya
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Enzim adalah suatu zat yang dapat
mempercepat laju reaksi dan ikut beraksi didalamnya sedang pada saat akhir
proses enzim akan melepaskan diri seolah – olah tidak ikut bereaksi dalam
proses tersebut. Enzim terdiri dari apoenzim dan gugus prostetik. Setiap enzim
terbentuk dari molekul protein sebagai komponen utama penyusunnya dan bebrapa
enzim hanya terbentuk dari molekul protein dengan tanpa adanya penambahan
komponen lain.
Fotosintesis
adalah proses biokimia pembentukan zat makanan seperti
karbohidrat yang dilakukan oleh tumbuhan, terutama tumbuhan yang mengandung zat
hijau daun atau klorofil. Reaksi fotosintesis terjadi melalui dua fase yaitu
fotosistem I dan fotosistem II. Fotosintesis dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor
dari dalam maupun faktor dari luar. faktor dalam adalah umur daun, keadaan stomata, dan jenis tumbuhan. Sedangkan Faktor luar antara lain adalah CO2, Ketersediaan air, Kelembaban dan suhu udara, Keadaan cahaya
DAFTAR
PUSTAKA
Lehninger,
Albert. L.1982. Dasar-Dasar Biokimia.
Erlangga: Jakarta
Salisbury.B Frank
dan Ross W Cleon.1995.Fisiologi Tumbuhan.Bandung:
ITB
Mayang.2009. Fiksasi Karbondioksida Pada Tanaman C3, C4, dan CAM.
http://mayangx.wordpress.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar