Rabu, 07 Maret 2018

penyerapan air dan transpirasi pada tumbuhan


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Setiap tumbuhan pasti memiliki jaringan pengangkutan  yang terdiri dari xylem dan floem. Kedua jaringan tersebut berperan sangat penting bagi proses kehidupan sebuah tanaman dan berperan untuk mengambil air dari dalam tanah dan kemudian menyebarkannya ke seluruh bagian tanaman agar semua organ tanaman dapat berkembang secara maksimal. Proses ini yang dinamakan dengan transportasi pada tumbuhan
Setiap hari tumbuhan membutuhkan berbagai zat penting untuk melakukan proses metabolisme dalam tubuhnya. Adapun zat-zat yang dibutuhkan oleh tumbuhan antara lain air, garam mineral, oksigen, dan karbon dioksida yang bisa diperoleh dari luar tubuh tumbuhan. Melalui daun, tumbuhan dapat memperoleh oksigen dan karbon dioksida. Sedangkan melalui ujung akar dan buluh-buluh akar, air dan garam mineral diserap tumbuhan ke dalam tubuhnya.  Penyerapan dan pengangkutan zat ini dilakukan oleh jaringan pengangkut yang melewati berkas pembuluh.
Dalam kehidupan sehari-hari terjadi banyak hal yang berkaitan dengan tumbuhan dan air kususnya utuk penyerapan yang dilakukan melalui akar. Meskipun pada kenyataannya daun dan batang juga memiliki pengaruh yang cukup penting dalam proses penyerapan air . Proses penyerapan   air dan mineral dari dalam tanah oleh tumbuhan berawal dari air di dalam tanah yang kemudian akan diserap oleh rambut akar. Air mengalir karena ada perbedaan kepekatan (konsentrasi) cairan di antara sel. Air tanah mempunyai kepekatan larutan yang lebih encer dibandingkan dengan cairan sel sehingga air tanah dapat masuk ke rambut akar terjadi (difusi).
Selain transportasi tumbuhan juga melakukan transpirasi, yaitu pelepasan dalam bentuk uap melalui stomata. Transpirasi ini merupakan salah satu mekanisme pengaturan fisiologi pada tumbuhan yang terkait dengan berbagai kondisi yang ada di tubuhnya dan lingkungan sekitarnya. Adanya transpirasi ini menyebabkan terjadinya aliran air yang berlangsung secara imbas dari akar, batang, dan daun. Aliran air tersebut akan ikut membantu proses penyerapan dan transportasi air tanah di dalam tubuh tumbuhan.





B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana proses penyerapan  air pada tumbuhan?
2.      Apa saja organ tumbuhan yang berperan dalam penyerapan  air?
3.      Apa saja yang mempengaruhi proses penyerapan  air?
4.      Apa saja factor yang mempengaruhi transpirasi pada tumbuhan?
5.      Bagaimana mekanisme transpirasi pada tumbuhan?

C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui mekanisme penyerapan air pada tumbuhan
2.      Untuk mengeahui organ yang berperan dalam penyerapan  air
3.      Untuk mengetahui factor yang mempengaruhi penyerapan air
4.      Untuk mengetahui factor yang mempengarui transpirasi pada tumbuhan
5.      Untuk mengetahi mekanisme transpirasi pada tumbuuhan


















BAB II
PEMBAHASAN

A.      Mekanisme Penyerapan Air
Pemasukan air dari tanah ke dalam sel-sel akar dengan jalan difusi osmosis dan imbibisi. Berdasarkan hukum yang berlaku juga untuk zat cair dan sekalipun zat padat. Air berdifusi dari suatu larutan yang encer ke suatu larutan yang lebih pekat, atau dengan kata-kata lain air berdifusi dari daerah yang devisit-tekanan-difusinya kecil ke daerah yang defisit-tekanan-difusinya besar. Keadaan semacam ini memang kita dapati dalam larutan tanah, pada umumnya larutan tanah merupakan larutan yang konsentrasinya jauh lebih rendah daripada konsentrasi larutan yang ada dalam sel-sel akar. Hasil penyelidikan menunjukan bahwa nilai osmosis sel-sel suatu tanaman itu mengalami perubahan sesuai dengan keadaan air di dalam tanah. Pada umumnya terdapat hubungan timbal balik semacam ini. Jika tanah cukup mengandung air maka nilai osmosis sel-sel suatu tanaman tidak demikian tingginya daripada kalau tanah agak kekurangan air. Jadi cukup air di dalam tanah menurunkan nilai osmosis, sedangkan kurang air menaikkan nilai osmosis sel-sel suatu tanaman, bahkan nilai osmosis suatu sel pada siang hari itu berbeda dengan nilai osmosisnya pada malam hari. Hal ini sesuai dengan keadaan air pada siang hari dan pada malam hari.
Dengan masuknya air dari tanah kedalam sel-sel akar tentulah terbawa juga ion-ion yang terdapat di dalam tanah, karena larutan tanah memang mengandung ion-ion. Pemasukkan ion-ion dari tanah kedalam akar itu dipengaruhi oleh suatu hal yang disebut antagonisme ion yang artinya, bahwa pemasukka ion yang satu mempengaruhi, bahkan kadang-kadang menetang pemasukkan-pemasukkan ion jenis lain. Sebagai misal ion-ion Ca²+ meniadakan ion-ion Na+ terhadap kegiatan masuk keluarnya zat tertentu. Konsentrasi ion-ion Na+ yang agak tinggi menghambat peresapan ion-ion K+ atau ion-ion Ca²+.
Adanya suatu kenyataan baha kation-kation sangan mempengaruhi permeabilitas sel. Hal ini menimbulkan persangkaan, bahwa pada sel ada bagian-bagian tertentu (mungkin sekali ektoplas) yang mudah berubah menjadi anion; kiranya lapisan itu terdiri dari atas pospolipida, sebab zat ini mudah benar mengalami disosiasi dan sebagai hasil disosiasi ini timbullah anion-anion organik.`






Penyerapan air dapat diserap melalui akar tetapi ada pula tumbuhan yang mampu menyerap air lewat daun dan batang. Penyerapan air oleh akar akan dilakukan terutama oleh bulu akar yang selalu terendam di tanah. Air bedifusi masuk ke bulu akar, pada dinding sel masuk ruang bebas, melewati membran plasma secara osmosis dan kembali bedifusi memasuki plasma. Organela dibatasi oleh membran yang diferensial permeabel, maka transport air diantaranya harus menggunakan mekanisme osmosis. Sel akar dapat menyerap air bila mempunyai potensial air yang negatif lebih besar daripada larutan tanah. Dalam hal ini akar dapat melakukan penyerapan pasif dengan menyetimbangkan tenaga potensial air, potensial osmotik (tekanan osmotik), tekanan turgor dan tekanan dinding sel. Air bergerak ke dalam tumbuhan melalui rambut akar, yang merupakan tonjolan berupa rambut dari sel epidermis, dan melalui epidermis akar muda. Mekanisme yang beroperan bagi gerakan air tanah kedalam akar belum dipahami sepenuhnya. Pada saat ini diduga bahawa air diabsorpsi melalui dua mekanisme yang berbeda, yaitu Absorbsi Aktif dan Absorbsi Pasif.

a.       Absorbsi Aktif
Absorbsi aktif harus dibedakan dari transport aktif seyawa-senyawa yang terlarut melalui membran. Absorpsi aktif terjadi bilamana kelembaban tanah itu tinggi dan tumbuhan melangsungkan transpirasi yang rendah. Dalam kondisi ini, absorbsi air dinyatakan terutama akibat osmosis, walaupun mekanisme lain mungkin ikut terlibat. Gerakan air kedalam tergantung pada konsentrasi solut yang lebih tinggi di dalam pembuluh xilem yang mati dibandingkan dengan yang ada dalam larutan tanah.  Gerakan tersebut dikenal sebagai absorbsi aktif karena bergantung pada kandungan solut dan ketetapan (permeabilitas) sel-sel akar hidup.

b.      Absorbsi Pasif
Bila gerakan air ke dalam tumbuhan yang mempunyai laju transpirasi yang tinggi, menyangkut perbedaan tekanan di dalam dan di luar tumbuhan, maka kondisi ini dinamakan absorbsi pasif karena gaya penyebabnya timbul pada puncak tumbuhan bukan dalam akar. Absorbsi pasif bergantung pada tarikan transpirasi. Ditinjau dari volume air yang diabsorbsi, absorbsi pasif jauh lebih penting daripada absorbsi aktif, dan boleh jadi mencakup sekitar 98 % dari jumlah gerakan air ke dalam akar. Bila tumbuhan mengalami tanspirasi yang tinggi, pengambilan air berlangsung melalui absorbsi pasif. Pada konsisi tersebut, absorbsi aktif tidak berfungsi karena gerakan air yang cepat  melalui akar akan menghanyutkan solut yang menentukan dalam absorbsi aktif.
          Selain penyerapan air oleh akar, tumbuhan melakukan penyerapan air melalui daun dan batang meskipun jarang terjadi. Penyerapan air oleh daun pada tumbuhan dipengaruhi oleh:

1.      Struktur dan permeabilitas epidermis dan kutikula.
2.      Ada tidaknya trikoma di permukaan daun.
3.      Mudah tidaknya permukaan daun itu dibasahi
4.      Defisiensi air di dalam sel-sel parenkim daun.

B.     Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyerapan Air pada Tumbuhan

Faktor-Faktor yang memperngaruhi penyerapan air pada tumbuhan dipengaruhi oleh factor luar dan factor dalam yaitu :
a.       Faktor dalam (disebut juga faktor tumbuhan) yaitu:
1.      Kecepatan Transpirasi
Penyerapan air hampir setara dengan transpirasi (penguapan lewat daun) bila penyediaan air tanah cukup. Hal itu terjadi karena adanya transpirasi menyebabkan terbentuknya daya isap daun sebagai akibat kohesi yang diteruskan lewat sistem hidrostatik pada xilem. Kecepatan transpirasi antara lain ditentukan oleh banyaknya stomata dan keaadan permukaan daun.

2.   Sistem Perakaran
Berbagai tumbuhan menunjukan perakaran yang berbeda, baik pada pertumbuhan maupun kemampuannya menembus tanah. Karena penyerapan terutama berlangsung di bulu akar yang terutama terjadi akibat percabangan akar, menentukan penyerapan. Tumbuhan yang mempunyai akar dengan percabangan banyak tetapi hanya meliputi daerah perakaran yang sempit disebut mempunyai perakaran intensif. Sebaliknya yang akarnya sedikit tetapi tumbuh memanjang dan masuk jauh kedalam tanah disebut perakaran ekstensif.

3.   Pertumbuan Pucuk
Bila bagian pucuk tumbuh baik, akan memerlukan banyak air   menyebabkan daya serap bertambah.

4.   Metabolisme
Karena penyerapan memerlukan tenaga metabolisme, maka kecepatan metabolisme terutama respirasi akan menentukan besarnya penyerapan. Metabolisme yang baik juga memungkinkan pertumbuhan akar yang lebih baik, sehingga semakin banyak cabang akar / bulu akar yang terbentuk.

b.    Faktor luar yaitu:
1.      Ketersediaan air tanah
Tumbuhan dapat menyerap air tanah bila kandungan air tanah terletak antara kapasitas lapang dan titik layu tetap. Bila air berada pada keadaan diatas kapaistas lapang, penyerapan akan terhambat karena akar berada dalam lingkungan anaerob.

2.   Konsentrasi / potensial osmotik air tanah
Karena kedalam air tanah terlarut berbagai ion dan molekul maka potensial osmotiknya kan berubah bila yang larut berkurang atau bertambah. Bila ion atau molekul yang larut terlalu banyak sehingga potensial osmotiknya terlalu tinggi, sel tidak akan mampu menyerap, atau kalau mampu perlu menggunakan energi lebih besar. Tumbuhan halofit mampu menyerap air dari larutan dengan potensial osmotik yang lebih besar dari tumbuhan msofit.

3.   Temperatur tanah
Temperatur tanah berpengaruh terhadap penyerapan melalu berbagai cara, yaitu bila temperatur rendah, air menjadi lebih kental sehingga lebih sukar bergerak, permeabilitas plasma berkurang dan pertumbuhan akar terhambat.



4.  Aerasi
Aerasi yang tidak baik menghambat metabolisme dan pertumbuhan akar. Kurangnya oksigen akan menghambat respirasi aerob sehingga energi untuk penyerapan berkurang. Bila respirasi anaerob terjadi, hasil akhir berupa alkohol yang dapat melarutkan lipoprotein membran plasma sehingga akar busuk. Aerasi yang jelek juga menyebabkan kadar CO2 naik dan permeabilitas akar terhadap air berkurang.


C.    Pemenuhan Kebutuhan Air pada Tumbuhan
Pertumbuhan dan perkembangan tanaman tidak terlepas dari gangguan lain. Pada pemenuhan tanaman terhadap kebutuhan air seringkali terhambat akibat kebutuhan air pada tanaman tidak terpenuhi. Adanya gangguan tersebut dapat dilakukan penanganan dengan cara memberikan penyiraman bedasarkan 5 fase tumbuh suatu tanaman yaitu fase tumbuhan suatu tanaman yaitu fase pertumbuhan awal (selama 15-25 hari), fase vegetatif (25-40 hari), fase pembungaan (15-20 hari), fase pengisian biji (35-45 hari), pemberian penyiraman pada kondisi yang optimal dan fase pematangan (10-25 hari) dan frekuensi penyiraman yang tepat.


D.    Akibat Kekurangan dan Kelebihan Air (Overwatering) Bagi Tumbuhan

Jika tanaman mengalami penyerapan air yang terlalu banyak maka akan menyebabkan overwatering, yang sering terjadi pada tanaman ketika di musim hujan. Overwatering sering terjadi pada tanaman anggrek yang hanya dibawah naungan paranet, meskipun anggrek membutuhkan kelembaban, namun kebutuhan air harus terkontrol dengan baik.

Untuk menghindari kelebihan penyerapan air oleh tumbuhan perlunya penyiraman yang terkontrol dan  diperhatikan faktor-faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi penyiraman, karena dampak dari kelebihan penyerapan air oleh tanaman atau overwatering berakibat fatal bagi tumbuhan. Beberapa akibat dari overwatering yang sering muncul pada tanaman yaitu:


a.     Menyebabkan top-rot, dimana membusuknya tunas-tunas atau ujung akar. Kebanyakan air atau overwatering akan membuat media tanam terlalu basah, sehingga akar-akar tanaman tidak akan dapat melakukan pernafasan dan transpirasi dengan baik, kemudian membusuk dan mati. Kebanyakan air juga akan menyebabkan daun-daun tua membusuk atau sering disebut leaf-rot.
b.    Menyebabkan pertumbuhan bakteri dan jamur. Sehingga menyebabkan penyakit seperti bercak daun, busuk akar, busuk tunas bahkan rontoknya kuncup-kuncup bunga.
c.     Menyebabkan cepat rusaknya media tanam. Media tanam akan penuh dengan lumut, cepat hancur, membusuk dan akan mempengaruhi kesehatan dan pertumbuhan tanaman.
d.    Menyebabkan membusuknya akar secara keseluruhan, hal ini diitandai dengan daun tanaman yang menjadi keriput, seperti kekurangan air. Pertumbuhan tanaman didefinisikan sebagai bertambah besarnya tanaman yang diikuti oleh peningkatan berat kering. Proses pertumbuhan tanaman terdiri dari pembelahan sel, perbesaran sel dan diferensiasi sel Kekurangan air pada tanaman terjadi karena ketersediaan air dalam media tidak cukup dan transpirasi yang berlebihan atau kombinasi kedua faktor tersebut. Di lapangan walaupun di dalam tanah air cukup tersedia, tanaman dapat mengalami cekaman (kekurangan air). Hal ini terjadi jika kecepatan absorpsi tidak dapat mengimbangi kehilangan air melalui proses transpirasi.
Contoh gambar tanaman kelebihan penyerapan air
 

   Kekurangan air bagi tanaman, dapat menyebabkan terhambatnya proses fisiologis tanaman, bahkan dapat berhenti berjalan. Tanaman yang kekurangan air, akan menyebabkan kelayuan, hingga akhirnya mati. Hal tersebut disebabkan oleh jaringan-jaringannya yang tidak dapat berfungsi lagi dengan baik. Tanaman dapat mengalami cekaman (kekurangan air). Hal ini terjadi jika kecepatan absorpsi pada proses transpirasi, tidak dapat mengimbangi kehilangan air. Air sangatlah penting bagi tanaman, karena kekurangan air menyebabkan kelayuan pada tanaman. Kehilangan air dari tanaman oleh transpirasi merupakan suatu akibat yang tidak dapat dielakkan dari keperluan membuka dan menutupnya stomata untuk masuknya CO2 dan kehilangan air melalui transpirasi lebih besar melalui stomata daripada melalui kutikula. Indeks luas daun yang merupakan ukuran perkembangan tajuk, sangat peka terhadap cekaman air, yang mengakibatkan penurunan dalam pembentukan dan perluasan daun, peningkatan penuaan dan perontokan daun, atau keduanya. Perluasan daun lebih peka terhadap cekaman air daripada penutupan stomata. Selanjutnya dikatakan bahwa peningkatan penuaan daun akibat cekaman air cenderung terjadi pada daun-daun yang lebih bawah, yang paling kurang aktif dalam fotosintesis dan dalam penyediaan asimilat, sehingga kecil pengaruhnya terhadap hasil.
Contoh gambar tanaman kekurangan penyerapan air

Penutupan stomata pada kebanyakan spesies akibat kekurangan air pada daun akan mengurangi laju penyerapan CO2 pada waktu yang sama dan pada akhirnya akan mengurangi laju fotosintesis. Disamping itu penutupan stomata merupakan faktor yang sangat penting dalam perlindungan mesophyta terhadap cekaman air yang berat. Waktu antara penyebaran benih dan pemasakan dapat diperpendek atau diperpenjang tergantung pada intensitas dan waktu terjadinya cekaman air.
Kedalaman perakaran sangat berpengaruh terhadap jumlah air yang diserap. Pada umumnya tanaman dengan pengairan yang baik mempunyai sistem perakaran yang lebih panjang daripada tanaman yang tumbuh pada tempat yang kering. Rendahnya kadar air tanah akan menurunkan perpanjangan akar, kedalaman penetrasi dan diameter akar. Peningkatan pertumbuhan akar di bawah kondisi cekaman air ringan sampai sedang mungkin sangat penting dalam menyimpan persediaan air baru bagi suatu tanaman. Jadi, penting adanya irigasi yang baik, karena hal tersebut dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
E.     Transpirasi pada Tumbuuhan
a.       Pengertian Transpirasi
              Transpirasi adalah terlepasnya air dalam bentuk uap air melalui stomata dan kutikula ke udara bebas (evaporasi). Jadi semakin cepat laju transpirasi berarti semakin cepat pengangkutan air dan zat hara terlarut, demikian pula sebaliknya. Alat untuk mengukur besarnya laju transpirasi melalui daun disebut fotometer atau transpirometer.
              Transpirasi dalam tanaman atau terlepasnya air melalui kutikula hanya 5-10% dari jumlah air yang ditranspirasikan. Air sebagian besar menguap melalui stomata, sekitar 80% air ditranspirasikan berjalan melewati stomata, sehingga jumlah dan bentuk stomata sangat mempengaruhi laju transpirasi. Selain itu transpirasi juga terjadi melalui luka dan jaringan epidermis pada daun, batang, cabang, ranting, bunga, buah dan akar. Tidak semua tumbuhan mengalami proses transpirasi. Sedangkan pada tumbuhan yang mengalami proses ini, transpirasi terkadang terjadi secara berlebihan sehingga mengakibatkan tumbuhan kehilangan banyak air dan lama kelamaan layu sebelum akhirnya mati
b.      Macam-Macam Transpirasi Tumbuhan
Ada tiga tanspirasi pada tumbuhan yaitu:

1.   Transpirasi Kutikula
Adalah evaporasi(penguapan) air yang tejadi secara langsung melalui kutikula epidermis. Kutikula daun secara relatif tidak tembus air, dan pada sebagian besar jenis tumbuhan transpirasi kutikula hanya sebesar 10 persen atau kurang dari jumlah air yang hilang melalui daun-daun. Oleh karena itu, sebagian besar air yang hilang terjadi melalui stomata

2.   Transpirasi Stomata
Adalah Sel-sel mesofil daun tidak tersusun rapat, tetapi diantara sel-sel tersebut terdapat ruang-ruang udara yang dikelilingi oleh dinding-dinding sel mesofil yang jenuh air. Air menguap dari dinding-dinding basah ini ke ruang-ruang antar sel, dan uap air kemudian berdifusi melalui stomata dari ruang-ruang antar sel ke atmosfer di luar. Sehingga dalam kondisi normal evaporasi membuat ruang-ruang itu selalu jenuh uap air. Asalkan stomata terbuka, difusi uap air ke atmosfer pasti terjadi kecuali bila atmosfer itu sendiri sama-sama lembab.


3.   Transpirasi Lentikuler
Lentisel adalah daerah pada kulit kayu yang berisi sel-sel yang tersusun lepas yang dikenal sebagai alat komplementer, uap air yang hilang melalui jaringan ini sebesar 0.1 % dari total transpirasi


c.       Mekanisme Transpirasi Tumbuhan
           Pada transpirasi, hal yang penting adalah difusi uap air dari udara yang lembab di dalam daun ke udara kering di luar daun. Kehilangan air dari daun umumnya melibatkan kekuatan untuk menarik air ke dalam daun dari berkas pembuluh yaitu pergerakan air dari sistem pembuluh dari akar ke pucuk, dan bahkan dari tanah ke akar. Ada banyak langkah dimana perpindahan air dan banyak faktor yang mempengaruhi pergerakannya.
Air diserap ke dalam akar secara osmosis melalui rambut akar, sebagian besar bergerak menurut gradien potensial air melalui xilem. Air dalam pembuluh xilem mengalami tekanan besar karena molekul air polar menyatu dalam kolom berlanjut akibat dari penguapan yang berlangsung di bagian atas. Sebagian besar ion bergerak melalui simplas dari epidermis akar ke xilem, dan kemudian ke atas melalui arus transportasi.
Gambar tarnspirasi pada tumbuhan




d.      Factor yang Mempengaruhi Transpirasi Tumbuhan
Kegiatan transpirasi dipengaruhi oleh banyak faktor baik faktor dalam ataupun faktor luar, antara lain :

1.   Faktor Dalam :
a)      Stomata : jumlah per satuan luas, letak/ lokasi stomata (permukaan bawah atau atas daun, timbul/ tenggelam), waktu bukaan stomata, banyak sedikitnya stomata, bentuk stomata

b)      Daun : warna daun (kandungan klorifil daun), posisinya menghadap matahari atau tidak, besar kecilnya daun, tebal tipisnya daun, berlapiskan lilin atau tidaknya permukaan daun, banyak sedikitnya bulu di permukaan daun

2.   Faktor Luar :
a)      Sinar matahari : sinar matahari menyebabkan membukanya stomata dan gelap menyebabkan tertutupnya stomata, jadi semakin tinggi intensitas sinar matahari yang diterima daun, maka kecepatan transpirasi akan semakin tinggi.

b)      Temperatur : kenaikan temperatur menambah tekanan uap di dalam daun, serta menambah tekanan uap di luar daun. Tetapi berhubung udara di luar daun itu tidak terbatas, maka tekanan uap tidak akan setinggi tekanan yang terkurung di dalam daun. Akibatnya, uap air akan mudah berdifusi dari dalam daun ke udara bebas. Jadi semakin tinggi temperatur, kecepatan transpirasi akan semakin tinggi pula.

c)       Kelembaban udara : udara yang basah akan menghambat transpirasi sedangkan udara yang kering akan memperlancar transpirasi.

d)      Angin : angin mempunyai pengaruh ganda yang cenderung saling bertentangan terhadap laju transpirasi. Secara singkat dapat disimpulkan bahwa angin cenderung untuk meningkatkan laju transpirasi, baik di dalam naungan atau cahaya, melalui penyapuan uap air. Akan tetapi, di bawah sinar matahari, pengaruh angin terhadap penurunan suhu daun, dengan demikian terhadap penurunan laju transpirasi, cenderung lebih penting daripada pengaruhnya terhadap penyingkiran uap air. Oleh karena itu dalam udara yang bergerak, besarnya lubang stomata mempunyai pengaruh lebih besar terhadap transpirasi daripada dalam udara tenang. Tetapi efek angin secara keseluruhan adalah selalu meningkatkan transpirasi.

e)      Keadaan air di dalam tanah : air di dalam tanah ialah satu-satunya sumber yang pokok, dari mana akar-akar tanaman mendapatkan air yang dibutuhkannya. Laju transpirasi dapat dipengaruhi oleh kandungan air tanah dan laju absorbsi air dari akar. Pada siang hari, biasanya air ditranspirasikan dengan laju yang lebih cepat daripada penyerapannya dari tanah. Hal tersebut menimbulkan defisit air dalam daun. Pada malam hari akan terjadi kondisi yang sebaliknya, karena suhu udara dan suhu daun lebih rendah. Jika kandungan air tanah menurun, sebagai akibat penyerapan oleh akar, gerakan air melalui tanah ke dalam akar menjadi lebih lambat





BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Penyerapan air dapat diserap melalui akar tetapi ada pula tumbuhan yang mampu menyerap air lewat daun dan batang. Penyerapan air oleh akar akan dilakukan terutama oleh bulu akar yang selalu terendam di tanah. Air bedifusi masuk ke bulu akar, pada dinding sel masuk ruang bebas, melewati membran plasma secara osmosis dan kembali bedifusi memasuki plasma. Organela dibatasi oleh membran yang diferensial permeabel, maka transport air diantaranya harus menggunakan mekanisme osmosis.
Mekanisme penyerapan air dibedakan menjadi dua yaitu penyerapan (absorspsi) aktif dan penyerapan (absorpsi) pasif sedangkan factor yang mempenharuhi proses penyerapan air  dibedakan menjadi dua yaitu factor dalam dan factor luar. Factor dalam terdiri dari kecepatan transpirasi, sistem perakaran pertumbuan pucuk dan metabolisme, sedangkan factor luar terdiri dari  ketersediaan air tanah, konsentrasi  potensial osmotik air tanah, temperatur tanah dan aerasi. Air sangat dibutahkan oleh tanaman tetapi harus dalam jumlah yang cukup karena jika berlebihan ataupun kekurangan memiliki dampak yang buruk bagi tanaman misalnya, kelebihan air menyebabkan pertumbuhan bakteri dan jamur dan untuk kekurangan air dapat menyebabkan tanaman layu kemudian bisa saja  mati.
Transpirasi adalah terlepasnya air dalam bentuk uap air melalui stomata dan kutikula ke udara bebas (evaporasi). Ada tiga tanspirasi pada tumbuhan yaitu transpirasi kutikula, stomata dan lentikuler. Factor yang mempengari transpirasi ada dua yaitu factor luar dan dalam. Factor luar berupa sinar matahari, temperature, kelembaban  angina dan keadaan air dalam tanah, sedangkan factor dalam berupa stomata dan daun.






DAFTAR PUSTAKA

Chambell, Neil A, dkk. 2008. Biologi edisi Kedelapan Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Dwidjoseputro. 1994. Pengantar Fisioligi Tumbuhan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Frank B Salisbury & Cleon W Ross. 1995.Fisiologi Tumbuhan Jilid Satu Sel: Air, Larutan, dan Permukaan Edisi Keempat. Bandung: ITB
Loveless, A. R. 1991. Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan untuk Daerah Tropik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Amirah Mahmalia.04/03/2016. Pengaruh Kekurangan Air Terhadap Perkecambahan Kacang Hijau (Student Research – Science Paper – Amirah Amalia – SMP IT Aulady – 2014).18/09/2017(10.44).  ttps://amirahamalia.wordpress.com/tag/kekurangan-air/


Tidak ada komentar:

Posting Komentar