BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam pengertian sehari-hari, bernafas dapat diartikan
sebagai proses menghirup udara berupa gas O2 dan melepaskan udara
berupa gas CO2. Sedangkan tumbuhan bernafas dengan menghirup CO2 dan mengeluarkan O2. Peran tumbuhan inilah
yang membuat manusia bisa menghirup udara segar setiap paginya, karena tumbuhan
telah menyerap semua gas-gas racun yang berterbangan di udara bebas. Secara
biologis, pengertian respirasi bukan hanya proses pertukaran gas. Pernafasan
lebih menunjuk kepada proses pembongkaran atau pembakaran zat sumber energi di
dalam sel-sel tubuh untuk memperoleh energi atau tenaga.
Fisiologi tumbuhan merupakan cabang biologi yang mempelajari
tentang proses metabolisme yang terjadi di dalam tubuh tumbuhan yang
menyebabkan tumbuhan tersebut dapat hidup. Laju proses-proses metabolisme ini
dipengaruhi oleh (dan dapat pula tergantung pada) faktor-faktor lingkungan
mikro di sekitar tumbuhan tersebut. Fotosintesis dan respirasi merupakan proses
metabolisme dasar yang terjadi di dalam sel hidup. Tumbuhan menyerap O2 untuk pernafasannya,
umumnya diserap melalui daun (stomata). Pada keadaan Kurang oksigen, tumbuhan
melakukan respirasi anerob. Bila dalam keadaan cukup oksigen, jaringan
melakukan respirasi secara aerob. Untuk lebih jelasnya penjelasan mengenai
respirasi aerob dan anaerob akan dijelaskan dalam makalah ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa
yang dimaksud respirasi?
2. Apa
saja jenis respirasi
3. Bagaimana
mekanisme respirasi?
4. Apakah
factor yang mempengaruhi respirasi?
C. Tujuan
1.
Untuk mengetahui yang dimaksud respirasi
tumbuhan
2.
Untuk mengetahui jenis respirasi pada
tumbuhan
3.
Untuk mengetahui mekanisme respirasi
tumbuhan
4. Untuk mengetahahui factor yang mempengaruhi respirasi
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Respirasi
Respirasi merupakan suatu proses
penghasilan energi yang diperlukan untuk memecah molekul kompleks menjadi
molekul yang lebih sederhana, utamanya molekul gula sederhana menjadi
karbondioksida dan uap air serta energi.
Respirasi dilakukan oleh semua sel penyusun makhluk hidup, baik sel-sel
tumbuhan, bakteri, protista, cendawan, maupun sel hewan dan manusia . Pada tumbuhan, respirasi dapat berlangsung
melalui permukaan akar, batang, dan daun. Respirasi yang berlangsung melalui
permukaan akar dan batang sering disebut
respirasi lentisel. Sedang respirasi yang
berlangsung melalui permukaan daun disebut respirasi stomata.
B.
Mekanisme
Respirasi
a.
Respirasi Aerob
Respirasi Aerob adalah proses
biologi dimana senyawa organik tereduksi dimobilisasi dan kemudian dioksidasi
secara terkontrol. Dalam proses ini energi bebas dilepaskan dan kemudian
digabungkan dalam bentuk ATP, yang dapat segera digunakan dalam perkembangan
tanaman.
Respiarsi
aerob secara umum disebut oksidasi senyawa gula berkarbon 6 (glukosa ). Dengan
reaksi dasar:
C6H12O6
+ O2 + H2O 6 CO2 + 12 H2O
Glukosa di oksidasi secara sempurna
menjadi CO2, dan oksigen (akseptor hidrogen terakhir) direduksi
menjadi air. Oksidasi glukosa dilakukan secara bertahap dalam beberapa rangkaian
reaksi guna menghindari kerusakan struktur seluler ( kebakaran) akibat
pelepasan energi yang sangat besar.
Tahap
– tahap repirasi aeobik ( oksidasi glukosa):
1. Glikolisis
Istilah glikolisis yang
berarti pemecahan gula, diperkenalkan pada tahun 1909 untuk maksud perombakan
gula menjadi etil alkohol. Tetapi sebagian sel akan menghasilkan asam piruvat,
bukan etanol, jika mendapat aerasi secara normal. Glikolisis terjadi pada semua
organisme hidup. Secara evolusi, tahapan ini dianggap sebagai tahapan yang
paling tua dari ketiga tahapan respirasi.
Glikolisis merupakan tahapan pertama
respirasi, dimana glukosa dipecah menjadi 2 buah senyawa 3 karbon, yang
kemudian dioksidasi dan diubah menjadi asam piruvat, yang akan digunakan dalam
siklus asam trikarboksilat. Oksigen tidak dibutuhkan pada konversi glukosa
menjadi asam piruvat, sehingga glikolisis dianggap sebagai cara menghasilkan
energi pada jaringan tanaman ketika konsentrasi oksigen rendah.
Tahapan reaksi glikolisis
dimulai dengan terjadinya dua kali fosforilasi glukosa/fruktosa, dan kemudian
pecah menjadi 2 buah senyawa gula 3 karbon: glyceraldehyde-3-phosphat Reaksi
ini memerlukan 2 ATP/glukosa Setelah terbentuk glyceraldehyde-3-phosphat, jalur
glikolisis ini mulai dapat mengekstrak energi. Jika tidak terdapat O2,
siklus asam trikarboksilat dan transport elektron tidak terjadi, sehingga
reaksi glikolisis tidak dapat berlanjut karena tidak adanya suplai NAD+.
Akibatnya reaksi yang dikatalisis oleh glyceraldehyde-3-phosphat dehidrogenase
tidak dapat berlangsung.
2.
Siklus Krebs / daur trikarboksilat
Dinamakan siklus krebs untuk
menghargai ahli biokimia dari ingris, Hans A Krebs, yang pada tahun 1937
mengajukan suatu daur reaksi untuk menerangkan cara perombakan piruvat pada
otot dada burung merpati. Siklus krebs terjadi di matriks pada mitokondria.
Siklus asam trikarboksilat disebut juga siklus asam sitrat karena pentingnya
asam sitrat sebagai substrat intermediet dalam siklus ini.
Asam piruvat hasil
glikolisis, ketika memasuki matriks mitokondria, didekarboksilasi oksidatif
sehingga menghasilkan NADH, CO2, dan asam asetat. Asam asetat selanjutnya
digabungkan dengan coenzim A, membentuk Asetil CoenzimA (asetil co A). Konversi
asam piruvat menjadi asetil coA terdiri atas tiga tahapan yaitu dekarboksilasi,
oksidasi dan konjugasi dengan Asetil coA. Oksidasi piruvat dalam
mitokondriamenghasilkan 3 molekul CO2, 4 NADH,FADH dan ATP.
3.
Transpor Elektron
Elektron berenergi tinggi yang
ditangkap selama siklus asam trikarboksilat harus diubah menjadi ATP, untuk
dapat dimanfaatkan. Untuk setiap molekul glukosa yang dioksidasi melalui
glikolisis dan siklus Krebs, akan dihasilkan 2 NADH dalam sitosol, 8 NADH dan 2
FADH2 dalam matriks. NADH + H+ + ½ O2 NAD+ + H20.
Oksidasi glukosa secara sempurna menghasilkan 4 ATP, 2 NADH
dalam sitosol, 8 NADH dan 2 FADH2 dalam mitokondria. Karena 1 NADH setara
dengan 3 ATP dan 1 FADH2 setara 2 ATP, maka dari 1 molekul glukosa dihasilkan
total 38 ATP. Secara umum 56 % dari
total energi yang tersedia dalam glukosa dapat dikonversi menjadi ATP.
b. .
Respirasi Anaerob
Respirasi anaerob merupakan
respirasi tanpa menggunakan oksigen.
Dalam kondisi tidak ada oksigen, tanaman melakukan metabolisme
fermentatif. Fermentasi dapat terjadi melalui fermentasi alkohol atau
fermentasi asam laktat.
Laktat dianggap merupakan produk
akhir fermentasi yang relatif lebih berbahaya dibanding alkohol karena
akumulasi laktat berdampak pada penurunan pH sitosol. Pada saat kurang oksigen,
tumbuhan akan melakukan respirasi anaerob yang hanya akan menghasilkan energi
dalam jumlah yang sedikit yakni 2 ATP saja.
C.
Factor
yang Mempengaruhi Respirasi
D.
DAFTAR
PUSTAKA
Salisbury B Frank, Ross W Cleon.
Fisiologi tumbuhan jilid 2. ITB: Bandung
Wilkins.M.B,
1993, Fisiologi Tumbuhan, Bumi Angkasa, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar